Harga Patokan Solar Terendah Sejak September 2021

Penurunan harga ini terjadi sementara harga futures ULSD di bursa CME udh turun hampir 3 minggu, meski 2 hari pertama minggu ini naik tapi belum ngaruh ke harga eceran.

Dari harga tinggi 14 Mei kemarin $2,2061 per galon, ULSD turun sampe $2,0172 di akhir pekan kemarin.

Harga futures naik Senin kemarin padahal OPEC+ mau naikin produksi 411.000 barel per hari di Juli. Kenaikan gini udh terjadi beberapa bulan terakhir. Dengan begini, pemotongan produksi OPEC+ 2,2 juta barel per hari yg berlaku sejak 2023 bakal beneran beres di musim gugur.

ULSD ditutup di $2,0445 per galon Senin, naik 2,73 sen meski kenaikan produksi udh diperkirakan. Selasa kemarin naik lagi 5,54 sen jadi $2,0999 per galon.

Meski naik 2 hari terakhir, pasar diesel AS secara keseluruhan masih lemah karena permintaan yg gak cuma rendah jangka pendek tapi terus turun beberapa tahun terakhir.

Penurunan konsumsi diesel dibanding 10 tahun terakhir di akhir Mei ini cukup tajem.

Konsumsi distillate non-jet (90%-nya ULSD) minggu berakhir 23 Mei cuma 3,65 juta barel per hari menurut laporan EIA. Ini tahun ketiga berturut-turut permintaan di minggu terakhir Mei lebih rendah dari tahun sebelumnya.

MEMBACA  Saham AnaptysBio mendapat peringkat hold; target harga naik pada program pipa By Investing.com

Entah karena naiknya layanan intermodal, efisiensi mesin diesel lebih bagus, atau konversi bahan bakar pemanas ke gas alam, angka ini jauh di bawah rata2 10 tahun terakhir yg 3,92 juta barel per hari. Tahun 2015-2018, permintaan distillate non-jet AS rutin di atas 4 juta barel per hari.

Kelemahan ini bikin selisih harga ULSD sama minyak mentah Brent cuma sekitar 50 sen per galon akhir2 ini. Padahal awal 2025 selisihnya masih di atas 60 sen.

Selisih yg mengecil artinya harga diesel turun lebih tajem dibanding minyak mentah. Sejak 14 Mei, Brent cuma turun 2,2% tapi ULSD udh anjlok 7,3%.