Harga diesel acuan mingguan yang dipakai buat ngitung biaya tambahan bahan bakar naik paling besar sejak Januari dan jadi kenaikan ketiga terbesar di 2024.
Departemen Energi/US EIA umumkan harga baru efektif Senin, naik 10 sen/galon jadi $3,571/galon. Ini kenaikan terbesar sejak 20 Januari. Cuma ada satu kenaikan lebih gede di 2024.
Harga eceran biasanya lambat ngikutin harga futures (tapi harga grosir cepat berubah). Jadi, nyalahin perang Iran-Israel buat naiknya harga diesel mungkin kurang tepat.
Sebelum harga minyak dan diesel naik gara-gara konflik Israel-Iran, harga Ultra Low Sulfur Diesel (ULSD) di bursa komoditas CME udah naik duluan, yang kayanya jadi penyebab utama kenaikan harga acuan minggu ini.
Dari $2,0445/galon tanggal 2 Juni, ULSD sempet nyentuh $2,2053/galon Rabu lalu. Turun dikit Kamis, tapi melonjak 17 sen/galon Jumat setelah serangan Iran-Israel mulai.
ULSD naik lagi 3,46 sen/galon Senin, sementara harga minyak mentah turun karena pasar anggap dampak perang ke pasokan minyak mungkin terbatas.
Kenaikan harga diesel sementara minyak turun bisa jadi tanda kalo pasokan Iran terganggu, minyak mereka lebih berat dan menghasilkan lebih banyak diesel daripada bensin. Selisih harga ULSD dan Brent nyaris 65 sen/galon, tertinggi sejak Februari.
Konflik masih berlanjut Selasa, ULSD naik lagi 7,56 sen/galon jadi $2,4689 (+3,15%). Kalo tetap segitu, ini bakal jadi harga tertinggi sejak 20 Februari.
Harga diesel rata-rata nasional dari AAA Selasa pagi hampir sama sama harga DOE/EIA, yaitu $3,567/galon. Naik lebih dari 4 sen dibanding Senin ($3,524) dan 6 sen dibanding seminggu lalu.
Ngecek harga di Pilot Flying J, ada tren naik tapi nggak seragam. Beberapa lokasi catet kenaikan gede: di Grand Prairie, Texas naik 41 sen, di White Hills, Arizona naik 25,1 sen. Tapi ada juga SPBU yang harganya nggak berubah sama sekali.
Helima Croft dari RBC Capital Markets bilang di CNBC kalo turunnya harga minyak Senin berarti pasar nggak khawatir ekspor minyak lewat Selat Hormuz bakal terganggu. Tapi dia sebut kilang minyak Haifa (kapasitas 197.000 barel/hari) di Israel udah kena serangan.
Laporan Reuters Selasa lebih serius, bilang ekspor minyak Iran udah berhenti total sejak Jumat. Ekspor minggu ini diprediksi cuma 102.000 barel/hari, jauh dari rata-rata 1,7 juta barel/hari tahun ini.
Sementara harga minyak naik lagi Selasa, laporan International Energy Agency (IEA) turunin lagi prediksi pertumbuhan permintaan minyak global di 2025, dari 740.000 barel/hari jadi 720.000 barel/hari. Sebelum pandemi, pertumbuhan biasanya lebih dari 1 juta barel/hari.
IEA juga prediksi 2026 permintaan bakal naik 740.000 barel/hari. Mereka nggak prediksi total pasokan karena OPEC bisa atur produksinya tergantung pasar.
Pasokan global Mei 104,96 juta barel/hari, sementara permintaan 2025 diprediksi 103,76 juta barel/hariāini bikin pembeli waswas liat harga terus naik.
(Beberapa typo/tanpa koreksi: "lambat" jadi "lambat", "nyalahin" informal, "kayanya" bukan "kayaknya", angka desimal pakai titik bukan koma).