Sanksi terbaru dari Amerika Serikat yang menargetkan dua perusahaan minyak terbesar Rusia telah mendorong harga minyak mentah naik. Harga minyak diperkirakan akan naik di akhir minggu ini setelah sebelumnya turun terus.
Saat ini, harga minyak Brent adalah $65,63 per barel, dan West Texas Intermediate di $61,43. Keduanya sedikit turun dari hari Kamis, tetapi sejak hari Senin harganya sudah naik sekitar $4 per barel.
Laporan pertama tentang efek sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil menunjukkan bahwa pembeli dari Cina dan India berhenti memesan sementara. Mereka ingin memastikan dulu mereka tidak kena dampak sanksi dari Washington. Tapi, para analis bilang ini mungkin tidak akan lama. Rosneft dan Lukoil bersama-sama mengirim lebih dari 2 juta barel minyak per hari ke luar negeri, dan sebagian besar ke Cina dan India.
Akan sulit bagi kedua negara itu untuk mencari penggantinya dengan cepat, terutama soal harga. Apalagi Cina sudah menerima hampir semua minyak dari Iran. Tapi, perasaan di pasar minyak setelah shock awal sepertinya yakin bahwa sanksi ini tidak akan pengaruhi keseimbangan pasokan dan permintaan global secara besar-besaran.
Seorang analis dari Rystad Energy, Janiv Shah, bilang bahwa pengiriman ke India khususnya berisiko. Tantangan untuk kilang Cina mungkin lebih kecil, karena sumber minyak mereka sudah beragam dan punya persediaan. Cina memang sudah membangun persediaan minyaknya tahun ini untuk melindungi diri dari gangguan pasokan.
Analis komoditas ING ingat sanksi pemerintahan Biden terhadap Gazprom Neft dan Surgutneftegaz, yang gagal pengaruhi pengiriman minyak Rusia. Mereka bilang, sanksi untuk perusahaan yang produksi lebih dari 5 juta barel per hari itu penting. Tapi kita harus lihat dulu apakah sanksi terbaru ini lebih efektif atau Rusia bisa menghindarinya lagi.
Oleh Irina Slav untuk Oilprice.com.