Harga gula turun di Jumat kemaren. Gula New York (SBV25) tutup turun -0,11 (-0,67%) dan gula London (SWV25) turun -0,50 (-0,10%).
Awalnya harga naik, tapi lalu turun karena produksi gula di Brasil lebih tinggi. Laporan Unica bilang produksi gula di Brasil naik 16% pada paruh pertama Agustus, jadi 3.615 MT. Pabrik gula di sana juga lebih banyak tebu yang dihancurkan untuk gula, yaitu 55,00% dibanding tahun lalu yang 49,15%. Tapi, total produksi gula untuk 2025-26 sampai pertengahan Agustus masih turun -4,7%.
Harga sempat naik karena Organisasi Gula Internasional (ISO) memperkirakan akan ada defisit gula global untuk tahun 2025/26. Ini sudah tahun keenam berturut-turut. Mereka proyeksi defisitnya -231.000 MT, lebih baik dari tahun sebelumnya. Produksi global diperkirakan naik 3,3% dan konsumsi naik 0,3%.
Berita dari Conab di Selasa juga mempengaruhi. Mereka turunkan perkiraan produksi gula Brasil 2025/26 menjadi 44,5 MMT.
Dua minggu terakhir, harga gula sempat tekanam dan capai titik terendah karena ekspektasi produksi Brasil yang lebih rendah. Covrig Analytics laporkan pabrik gula di Brasil lebih prioritaskan produksi gula daripada etanol. Tren ini akan lanjut karena panen puncak dan tanaman tebu yang lebih kering.
Tanggal 12 Agustus, gula New York pernah naik ke level tertinggi dalam 2,5 bulan karena kekhawatiran hasil panen tebu Brasil yang lemah. Conab laporkan produksi gula Brasil 2024/25 turun -3,4%.
Prospek ekspor gula India yang lebih tinggi juga beri tekanan pada harga. Bloomberg laporkan India mungkin izinkan ekspor gula musim depan karena hujan monsoon yang banyak. Asosiasi Pabrik Gula India juga akan minta izin untuk ekspor 2 MMT gula di 2025/26.
India adalah produsen gula terbesar kedua di dunia. Proyeksi produksi mereka naik 19% untuk 2025/26. Ini terjadi setelah produksi tahun 2024/25 turun -17,5% ke level terendah dalam 5 tahun.
Awal Juli, harga gula sempat jatuh ke level terendah dalam 4 tahun lebih karena ekspektasi surplus gula. Czarnikow, seorang pedagang, proyeksi surplus global 7,5 MMT untuk 2025/26. USDA juga proyeksi produksi global naik 4,7% dan stok akhir naik 7,5%.
Prospek produksi gula Thailand yang lebih tinggi juga tekan harga. Thailand laporkan produksi gula 2024/25 naik 14%. Mereka adalah produsen gula terbesar ketiga dan eksportir terbesar kedua.
USDA pada laporan 22 Mei memproyeksi banyak kenaikan: produksi global, konsumsi, dan stok akhir semuanya naik. Mereka juga prediksi produksi Brasil, India, dan Thailand akan naik juga.