Gubernur Utah Spencer Cox bilang masih terlalu dini untuk tau motif persis dibalik pembunuhan aktivis konservatif Charlie Kirk. Tapi dia tidak ragu-ragu menyalahkan peran media sosial dalam menciptakan kebencian di antara warga Amerika.
Dalam wawancara hari Minggu, Cox bilang teman-teman tersangka, Tyler Robinson, mengkonfirmasi dia sering masuk ke "tempat-tempat gelap di internet."
"Dampak media sosial dan internet sangat buruk untuk kita semua, seperti candu dopamin," tambahnya nanti. "Perusahaan-perusahaan ini… sudah tau cara nge-hack otak kita, bikin kita kecanduan amarah."
Cox bilang ini seperti kecanduan fentanyl yang merusak kimia otak dan didesain supaya kita "saling benci."
Dia bilang dia terus lihat peran media sosial sejak kematian Kirk, mencapai "setiap sudut" masyarakat. Bahkan, videovideo kekerasan dari penembakan itu cepat menyebar di media sosial.
"Para pembuat konflik memanfaatkan kita," peringat Cox. "Dan kita kehilangan kendali. Kita harus ambil kembali itu. Kita harus matikan."
Dia juga tegaskan lagi bahwa media sosial adalah "kanker" yang berperan dalam setiap pembunuhan atau percobaan pembunuhan dalam beberapa tahun terakhir.
Menyebut algoritma media sosial "jahat," Cox menyebut Utah sudah buat undang-undang perdananya di 2023 yang mewajibkan anak-anak minta izin orang tua untuk pakai aplikasi media sosial di jam-jam tertentu.
Tapi sebuah kelompok dagang yang mewakili perusahaan seperti TikTok, X, Meta, dan Snap menggugat negara bagian untuk menghentikan undang-undang itu. Pada bulan September, seorang hakim federal menghentikan Utah untuk menerapkannya.
Sementara itu, Robinson akan hadir di pengadilan pada hari Selasa, dan Cox bilang ke NBC bahwa tersangka belum bekerja sama dengan polisi.
Tapi dia tambah bahwa pacar Robinson, "yang sedang bertransisi dari laki-laki ke perempuan," sudah bekerja sama. Cox juga konfirmasi bahwa meskipun Robinson besar di keluarga politik konservatif, ada "ideologi kiri" terkait dengan pembunuhan ini.
Meskipun Cox dipuji sejak kematian Kirk karena permintaannya untuk menolak kekerasan, dia bilang orang Amerika tidak harus meniru cara bertindak dengan mendengarkan satu orang saja.
"Dalam filosofi konservatif saya, dan, sejujurnya, dalam filosofi iman saya, kami percaya pada agensi," jelasnya. "Kami percaya bahwa kita masing-masing bertanggung jawab untuk diri sendiri. Dan Amerika Serikat adalah kumpulan banyak orang yang berbeda. Dan sekali lagi, tidak ada presiden yang akan memimpin kita keluar dari ini. Ini akan menjadi tugas setiap dari kita."
Fortune Global Forum kembali pada 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara undangnan yang dinamis membentuk masa depan bisnis. Ajukan permohonan undangan.