GoTo Group baru saja angkat CEO baru untuk gantikan Patrick Walujo. Langkah ini diharapkan bisa mempercepat pengambilalihan perusahaan internet terbesar di Indonesia oleh Grab Holdings Ltd.
Chief Operating Officer Hans Patuwo akan mengambil alih posisi dari Walujo, kata perusahaan pada hari Senin. Penunjukannya—yang masih butuh persetujuan dari pemegang saham—ini terjadi setelah para pendiri GoTo dan investor besar seperti SoftBank Group Corp. mendesak Walujo untuk mundur karena kinerja saham yang buruk.
Perubahan ini merupakan putaran arah yang berbeda untuk GoTo, yang pada Januari lalu mengatakan Walujo, 50 tahun, akan memimpin perusahaan untuk tahun-tahun kedepan. Mantan banker investasi ini membantu perusahaan ride-hailing dan delivery raksasa itu mencapai profit pertamanya selama masa jabatannya dua setengah tahun sebagai CEO. Tapi perusahaan juga kehilangan lebih dari 40% nilainya di periode yang sama, dan dia juga menentang pengambilalihan oleh Grab dari Singapura.
Saham GoTo naik sampai 6.3% di Jakarta hari Senin, memberikan perusahaan nilai pasar sekitar $5 miliar. Grab, yang diperdagangkan di New York, memiliki kapitalisasi pasar sebesar $20 miliar.
“Transisi ini bisa menandakan perubahan fokus ke operasional dan menghidupkan kembali rencana merger Grab-GoTo yang sudah lama tertunda,” tulis analis Citigroup Inc. Ferry Wong dan Ryan Davis.
Patuwo, 49 tahun, sekarang akan memimpin perusahaan yang sedang dalam masa sulit, menghadapi perubahan global ke arah artificial intelligence dan bersiap untuk hidupkan kembali pembicaraan dengan Grab. Kemungkinan akuisisi—setelah bertahun-tahun pembicaraan yang terputus-putus—semakin meningkat setelah pemerintah Indonesia mengatakan mereka sedang berbicara dengan kedua perusahaan tentang kesepakatan.
Dana kekayaan sovereign negara, Danantara, rencananya akan terlibat dalam rencana untuk menggabungkan perusahaan-perusahaan ini. Dana itu mulai mengeksplorasi kemungkinan mengambil kepemilikan minoritas di dalam entitas gabungan awal tahun ini, kata orang-orang yang kenal dengan masalah ini di bulan Juni.
Keterlibatannya bisa mengurangi kekhawatiran bahwa konsumen akan dirugikan dalam penggabungan dua penyedia ride-hailing terbesar di negara ini. “Kepemilikan minoritas Danantara di dalam entitas gabungan yang potensial akan berfungsi sebagai pengaman simbolis dan struktural untuk kepentingan nasional,” dan akan meredakan kekhawatiran monopoli, tulis analis Citigroup.
Patuwo bergabung dengan perusahaan ini lebih dari tujuh tahun yang lalu dari sebuah konglomerat Indonesia, menurut profil LinkedIn-nya. Dia mulai di divisi ride-hailing Gojek, membangun hubungan dengan driver dan merchant serta memperluas jaringannya ke seluruh negara. Patuwo kemudian pindah untuk memimpin divisi pembayaran dan layanan finansial.
Di antara perubahan kepemimpinan lainnya, GoTo mengatakan mereka mengangkat co-founder Andre Soelistyo ke dewan komisaris. Di Indonesia, komisaris perusahaan biasanya berfungsi sebagai badan terpisah dari direksi, bertindak seperti semacam komite pengarah untuk urusan seperti tata kelola perusahaan.
Soelistyo, yang pernah mengepalai perusahaan sebelum digantikan oleh Walujo, membantu melaksanakan merger antara Gojek dan perusahaan e-commerce Tokopedia yang menciptakan perusahaan internet terbesar di Indonesia. Sebelumnya, dia adalah direktur eksekutif di Northstar Group, mantan firma private equity milik Walujo.
Pemegang saham GoTo akan memberikan suara untuk masalah termasuk perubahan kepemimpinan ini dalam rapat umum luar biasa pada 17 Desember.