Harga emas dan logam mulia lagi naik banyak banget, dan ini bukan cuma isu doang. Kata Lina Thomas, seorang ahli strategi komoditas dari Goldman Sachs, kenaikan harga emas ini ada alasannya yang kuat, bukan cuma karena heboh sesaat.
"Naiknya harga ini didukung dasar-dasar ekonomi, bukan cuma karena orang pada panik," katanya.
Harga emas sudah melonjak 65% di tahun 2025 ini. Ini terjadi karena ketidakpastian ekonomi akibat tarif, yang bikin nilai dollar AS turun—padahal dolar biasanya dianggap aset yang aman. Baru aja hari Jumat, harga emas pecahkan rekor baru jadi sekitar $4,242 untuk satu ons. Pemicunya adalah ketegangan dagang AS-China yang makin panas dan desas-desus soal potensi penurunan suku bunga. Bank-bank sentral juga terus beli cadangan emas untuk kurangi ketergantungan sama dolar AS.
Goldman Sachs memperkirakan harga emas bisa mencapai $4,900 pada akhir tahun 2026.
Emas emang ga bisa kasih bunga atau dividen, tapi dia bersinar saat keadaan ekonomi tidak pasti. Ini karena emas adalah barang yang jumlahnya terbatas dan harganya tinggi. Demam emas baru-baru ini bahkan bikin Wall Street akhirnya ikut-ikutan beli emas, meskipun agak ogahan. Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, yang biasanya ga pernah beli atau anjurin orang beli emas, akhirnya berubah pikiran.
"Ini salah satu dari sedikit kali dalam hidup saya, agak masuk akal untuk punya sedikit emas di portofolio kamu," ujarnya.
Seperti Kejadian di Tahun 1970-an
Ahli dari Goldman Sachs, Thomas, bilang ada kemiripan antara demam emas sekarang dengan yang terjadi di tahun 1970-an. Waktu itu, di bawah pemerintahan Presiden Richard Nixon dan Jimmy Carter, harga emas naik sangat drastis—dari $35 di tahun 1970 menjadi $850 di tahun 1980, kenaikannya lebih dari 2,300%! Ini terjadi setelah Nixon mengakhiri standar emas di tahun 1971, ditambah dengan berbagai masalah ekonomi seperti krisis minyak dan inflasi tinggi.
"Dulu, kekhawatiran soal fiskal dan ketidakpastian kebijakan bikin investor mencari tempat menyimpan nilai di luar sistem," jelas Thomas. "Kalau ketakutan seperti itu muncul lagi, tren global untuk diversifikasi bisa makin kuat."
Thomas nambahin, kalau dibandingkan dengan pasar saham atau pasar Treasury, ukuran pasar emas itu lebih kecil. Artinya, harga emas bisa naik lebih cepat.
Pierre Lassonde, seorang investor emas legendaris dari Kanada, bilang dia tidak hanya melihat kemiripan dengan tahun 1970-an, tapi AS baru aja masuk ke siklus bull market emas, sama seperti saat harga emas mulai naik drastis 50 tahun yang lalu. Misalnya, di tahun 1975, harga emas mulai naik sangat pesat dan terus berlanjut sampai akhir dekade, dengan harga sekitar $161.
"Kita sekarang berada di tahun yang setara dengan 1976 dalam bull market empat tahun itu," kata Lassonde. "Saya pikir kita masih punya tiga tahun lagi, dan harganya akan naik jauh lebih tinggi."