Gelar Dulu Membuka Pintu—Kini Bahkan Lulusan Magister Kirim 60 Lamaran Sebulan Tanpa Hasil

Dulu, kuliah dan dapet gelar itu jalan sukses buat kerja kantoran—tapi sekarang lulusan harus hadapi "ghost jobs", agen AI, dan pasar kerja yang sangat ketat. Pencari kerja ngirim banyak lamaran cuma buat dapet kerjaan, bahkan yang punya beberapa gelar pun susah.

Data dari Simplify (platform pencari kerja) bilang, Mei 2025, rata-rata orang ngirim 45 lamaran per bulan—naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya (22 lamaran). Ini nunjukin betapa susahnya cari kerja sekarang.

Yang lebih parah, profesional dengan banyak gelar tetap kesulitan. Lulusan S2 ngirim 32-60 lamaran/bulan, sementara S1 sekitar 15-38. Bahkan lulusan jurusan yang dulu gajinya tinggi (seperti computer science) harus usaha lebih keras—rata-rata ngirim 22-51 lamaran, beda sama non-computer science yang ngirim 21-41.

Persaingan di bidang computer science emang gila. Lapangan kerja programmer turun ke level terendah sejak 1980, karena AI bahkan bisa gantikan kerja engineer level menengah. Sekarang, manusia saingan sama AI buat dapet kerjaan entry-level.

Bisa jadi mereka ngelamar ke ghost jobs

Selain persaingan ketat, hiring manager bikin makin susah: banyak yang ngirim 1.000+ lamaran tapi gak dapet respons. Menurut laporan MyPerfectResume (2024), 81% perusahaan pasang lowongan palsu (ghost jobs)—entah ga ada atau udah diisi. Alasannya macam-macam: biar tetep keliatan aktif di papan lowongan, tes efektivitas deskripsi kerja, atau ngumpulin calon karyawan buat masa depan.

Pencari kerja udah capek dan frustasi. Kata Jasmine Escalera (pakar karier), mereka sering bilang: "Aku lelah, depresi, putus asa". Bahkan, laporan Greenhouse (2024) bilang, banyak pelamar yang dighosting perusahaan, atau malah "dibombing cinta" (dipuji berlebihan pas interview) tapi tawaran gaji rendah dan posisi ga sesuai.

MEMBACA  Analisis Laporan Laba Rugi Chegg (CHGG) Kuartal III: Fokus dan Ekspektasi

Gen Z bilang gelasr mereka "buang duit"

Lulusan baru susah dapet kerja: 58% lulusan setahun terakhir masih nganggur (data Kickresume). Parahnya, sepertiga lulusan sekarang anggap gelarnya ga berguna (survey Indeed 2025).

Gen Z (yang cuma 5% tenaga kerja) bikin angka pengangguran AS naik karena banyak yang nganggur. 51% Gen Z menyesal kuliah, beda sama generasi sebelumnya (millennial 41%, baby boomers 20%).

Perkenalkan Fortune Global 500 2025, ranking perusahaan terbesar di dunia. Lihat daftarnya sekarang.