Flaco Jiménez, Legenda Musik San Antonio dan Akordion Pelopor, Meninggal di Usia 86 Tahun

Flaco Jimenez, musisi akordeon legendaris dari San Antonio yang menang banyak Grammy dan bantu populerkan musik conjunto, Tejano, dan Tex-Mex, meninggal Kamis lalu. Usianya 86 tahun.

Keluarga Jimenez umumkan kabar duka itu lewat media sosial Kamis malam. Ia meninggal di rumah anaknya, Arturo Jimenez, di San Antonio, dikelilingi keluarga.

“Ayah tenang saat pergi. Dia udah mulai pamitan beberapa hari sebelumnya. Dia bilang bangga sama pencapaiannya dan tinggalkan kenangan buat dinikmati publik. Katanya, dia siap pergi,” kata Arturo Jimenez ke The Associated Press lewat telepon Jumat lalu.

Arturo bilang penyebab kematian ayahnya belum diketahui. Ayahnya sempat dirawat Januari lalu karena ada gumpalan darah di kaki. Dokter juga temukan masalah pembuluh darah.

Lahir dengan nama Leonardo Jimenez tahun 1939, dia dikenal dengan panggilan Flaco, artinya ‘kurus’ dalam bahasa Spanyol.

Dia anak dari Santiago Jimenez, pelopor musik conjunto. Conjunto adalah genre musik asal Texas Selatan yang campurkan berbagai pengaruh budaya.

Menurut Butler School of Music di University of Texas at Austin, conjunto berkembang lebih dari seabad lalu saat warga Texas keturunan Meksiko (Tejanos) tertarik pada musik akordeon imigran Jerman, Polandia, dan Ceko. Musik akordeon Tejano ini, dimainkan dengan bajo sexto (pengganti tuba Eropa), jadi simbol kehidupan orang Tejano yang kerja di ladang. Musik ini masih bertahan dan jadi pengikat komunitas Tejano di Texas.

Jimenez asah kemampuan musiknya dengan main di bar dan aula dansa San Antonio. Dia mulai tampil tahun 1960-an bersama Douglas Sahm, pendiri Sir Douglas Quintet. Jimenez kemudian pernah kolaborasi dengan Bob Dylan, Dr. John, Ry Cooder, dan Rolling Stones.

Sepanjang kariernya, Jimenez tambahkan berbagai pengaruh musik ke dalam conjunto, termasuk country, rock, dan jazz.

MEMBACA  Saham Tesla merosot karena pengiriman menurun, pemotongan harga baru diumumkan di China

“Dia selalu ingin masukkan akordeon ke berbagai genre dan bikin alat itu menyatu. Itu obsesinya, dan dia berhasil,” kata Arturo.

Tahun 1990-an, Jimenez bergabung dengan supergrup Tejano Texas Tornados, bersama Sahm, Augie Meyers, dan Freddy Fender. Grup ini menang Grammy tahun 1991 untuk lagu “Soy de San Luis.”

Jimenez menang Grammy lagi tahun 1999 sebagai bagian dari supergrup Los Super Seven.

Total, dia raih lima Grammy dan dapat Grammy Lifetime Achievement Award tahun 2015.

Dia juga masuk National Hispanic Hall of Fame, NYC International Latin Music Hall of Fame, dan dinobatkan sebagai Texas State Musician tahun 2014.

Arturo bilang ayahnya orang rendah hati yang enggak suka pamer, fokusnya cuma main musik buat penggemar.

“Aku lihat sendiri penggemar datangi dia sambil nangis, berterima kasih karena musik ayah selalu ada buat mereka, baik di saat senang ataupun sedih,” ujar Arturo.

Saat Jimenez terima National Medal of Arts tahun 2022, Gedung Putih sebut dia dihormati karena “manfaatkan warisan budaya untuk perkaya musik Amerika” dan dengan “mencampur Norteño, Tex-Mex, dan Tejano dengan Blues, Rock n’ Roll, dan Pop, dia nyanyikan jiwa Amerika Barat Daya.”

“Kami hargai bakat musikmu yang bawa kebahagiaan bagi jutaan penggemar. Kepergianmu tinggalkan luka di hati kami,” tulis Texas Conjunto Music Hall of Fame di media sosial.

Kyle Young, CEO Country Music Hall of Fame di Nashville, bilang Jimenez “adalah ikon musik Tejano conjunto” yang “bawa jutaan pendengar masuk ke dunia musik kaya yang mungkin tak akan mereka temui sendiri.”

Jimenez tinggal seumur hidup di San Antonio, kota yang “sangat dekat di hatinya,” kata anaknya.

MEMBACA  35+ Penawaran Terbaik Black Friday Tersedia Sekarang: Diskon Besar Dari Apple, Sony, Xbox dan Lainnya

“Mereka panggil dia ‘el hijo de San Antonio’ dan ayah selalu bangga dengan itu,” kata Arturo, mengutip frasa Spanyol yang artinya ‘anak San Antonio.’

Keluarga rencanakan pemakaman privat, lalu acara perayaan hidup terbuka untuk publik.