Berita dari Milan (Reuters)
Banyak perusahaan mobil tradisional membuat kerja sama atau aliansi. Tujuannya untuk menghindari denda besar dari Uni Eropa karena masalah emisi karbon. Caranya dengan membeli kredit dari perusahaan mobil listrik.
Mengapa ini perlu? Karena peralihan ke mobil listrik di Eropa berjalan lebih lambat dari yang diperkirakan. Jadi, beberapa perusahaan mobil bisa kena denda.
Berikut detail aturan dan aliansi untuk tahun 2025:
Tentang Denda
Denda dari UE bisa sangat besar, sampai 15 miliar euro. Awalnya, denda ini akan diberlakukan pada level emisi 2025. Tapi pada Maret, Komisi Eropa mengubah aturan. Sekarang, penilaiannya berdasarkan rata-rata emisi dari tahun 2025 sampai 2027.
Cakupan Aliansi
Semua perjanjian aliansi yang ada sekarang akan berakhir di akhir tahun ini. Diperkirakan akan diperpanjang lagi di tahun-tahun depan.
Beberapa Aliansi:
- Nissan: Perusahaan Jepang ini bekerja sama dengan raksasa mobil listrik China, BYD, pada bulan Oktober.
- KG Mobility: Perusahaan Korea Selatan ini membentuk aliansi dengan pembuat mobil listrik China, Xpeng, di akhir September.
- Tesla: Pada Januari, Tesla membuat kelompok dengan Stellantis, Toyota, Ford, Leapmotor (China), Mazda, dan Subaru. Honda dan Suzuki dari Jepang ikut bergabung pada Maret.
- Mercedes: Aliansi ini juga dibentuk pada Januari dan termasuk Mercedes, Volvo Car, Polestar, dan Smart Automobile. Volvo dan Polestar didukung oleh Geely China. Ketua Geely, Li Shufu, punya 9,69% saham di Mercedes, menjadikannya pemegang saham terbesar kedua. Smart Automobile adalah usaha patungan antara Mercedes dan Geely.
Perkiraan Pasar Mobil Listrik
Tahun lalu, mobil listrik menyumbang 12% dari total penjualan kendaraan ringan di Eropa. Tahun ini diperkirakan naik jadi 15%. Pangsa pasarnya diperkirakan akan meningkat jadi 24% pada tahun 2027 dan 40% di akhir dekade ini.(Kurs: 1 dolar AS = 0,8575 euro)
(Laporan dari Giulio Piovaccari dan Alessandro Parodi)