Eskalasi Konflik Israel-Iran Tingkatkan Risiko Geopolitik Pasar (Note: The text is formatted to be visually clean and adheres strictly to the requested guidelines—no echoes, no additional commentary, only the translated title in Indonesian.)

Pasar Keuangan Siap Buka Senin, Fokus pada Ketegangan Israel-Iran

(Bloomberg) — Pasar keuangan diperkirakan bakal buka Senin dengan investor fokus ke ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang terus aja saling serang tanpa tanda-tanda berhenti.

Yang Paling Banyak Dibaca dari Bloomberg

Israel melaporkan serangan misil baru dari Iran Minggu kemarin, sambil bilang mereka juga melakukan serangan ke Teheran. Dua negara ini udah bentrok selama tiga hari, jadi konflik paling serius antara mereka.

Reaksi pasar terbesar sejauh ini terjadi di minyak, dengan harga minyak naik lebih dari 7% Jumat lalu karena khawatir konflik bakal meluas dan ganggu produksi minyak di Timur Tengah. Aset safe haven kayak emas dan dolar naik, meskipun kekhawatiran inflasi baru bikin Treasury turun.

Dolar AS buka beragam di Asia Senin pagi, naik sedikit lawan euro tapi stabil lawan yen. Krone Norwegia turun setelah naik pekan lalu karena minyak.

Beberapa investor memilih nunggu akhir pekan buat lihat berapa lama ketegangan bakal berlanjut, ingat konflik serupa sebelumnya yang akhirnya mereda. Tapi, konflik yang berkepanjangan dan intensitas serangan sekarang bisa bikin aset berisiko tertekan Senin ini. Indeks MSCI World turun paling tajam sejak April setelah serangan udara Israel ke Iran.

"Ini eskalasi serius, sampe kedua negara ini kayak perang," kata Michael O’Rourke dari JonesTrading. "Dampaknya bakal lebih besar dan lama," terutama buat pasar saham yang baru aja naik.

Risiko Regional

Di Timur Tengah, sebagian besar indeks saham turun Minggu. Indeks Mesir jadi yang terburuk, turun paling dalam lebih dari setahun karena khawatir produksi gas Israel berhenti dan bikin kelangkaan bahan bakar. Di Arab Saudi, penurunan indeks Tadawul dibatasi oleh kenaikan saham Aramco karena harga minyak naik. Indeks Israel malah naik karena saham pemasok militer Elbit Systems Ltd. melonjak.

MEMBACA  Trump Beri Amnesti kepada Giuliani, Mark Meadows, dan Lainnya Terkait Upaya Pembatalan Hasil Pemilu 2020, Demikian Pejabat Departemen Kehakiman.

Trader sedang pertimbangkan risiko geopolitik baru ini sambil hadapi ketegangan perdagangan global, kemungkinan tarif baru dari AS, konflik Rusia-Ukraina, dan ketegangan politik di AS.

"Kecuali minyak tetap tinggi dan dorong inflasi, ini lebih kayak jeda daripada kepanikan," kata Dave Mazza dari Roundhill Investments. "Bisa jadi kesempatan beli, tapi karena pasar udah naik banyak, keuntungan bakal lebih sulit."

Komentar Strategis

  • George Saravelos (Deutsche Bank): Jika pasokan minyak Iran betul-betul terganggu dan Selat Hormuz ditutup, harga minyak bisa tembus $120/barel. Tapi jika ekspor Iran cuma turun 50%, kenaikan harga mungkin terbatas di level sekarang.
  • Wolf von Rotberg (Bank J. Safra Sarasin): Pasar harus siap hadapi ketidakpastian panjang. Lindungi portofolio dengan eksposur ke energi dan emas.
  • Hasnain Malik (Tellimer): Kenaikan harga minyak refleksi risiko ekspor Iran terganggu, tapi bukan gangguan serius di Selat Hormuz. Pasar Eropa Timur contoh pemulihan cepat jika konflik tidak meluas.

    Volatilitas Diprediksi Berlanjut

  • Martin Bercetche (Frontier Road): Pasar belum sepenuhnya harga risiko geopolitik. Eskalasi weekend ini bakal bikin reaksi negatif, tapi ketidakpastian bakal terus berlanjut.
  • Alexandre Hezez (Group Richelieu): Harga minyak yang tadinya turun bisa jadi faktor disruptif, bikin stagflasi. Aset perlindungan terbaik tetep minyak dan emas.

    Saham dan Minyak

  • Gilles Guibout (AXA IM): Konflik ini bisa picu profit-taking di saham, terutama setelah rally baru-baru ini. Saham minyak bakal banyak diminati.
  • Anthony Benichou (Liquidnet Alpha): Arab Saudi punya kapasitas cadangan cukup buat jaga stabilitas minyak. Kecuali AS terlibat, tidak ada shock minyak besar.

    Prospek ke Depan

  • Arthur Jurus (Oddo BHF): Kenaikan harga minyak berkepanjangan bisa hentikan tren disinflasi, paksa bank sentral pertahankan suku bunga. Saham berkualitas tinggi bisa unggul.
  • Dennis Debusschere (22V Research): Susah lindungi risiko perang. Beli aset safe haven lebih masuk akal.

    Market Akan Panik?

  • Vincent Juvyns (ING): Tidak prediksi selloff besar, mungkin pasar sedikit gugup tapi tidak crash.
  • Michael Brown (Pepperstone): Dalam jangka panjang, ini bukan game-changer besar. Emas dan minyak untung jangka pendek.

    ©2025 Bloomberg L.P.

    (Diupdate dengan pergerakan awal mata uang)

    Yang Paling Banyak Dibaca dari Bloomberg Businessweek

MEMBACA  Berapa lama masa bulan madu Trump dengan pasar saham akan berlangsung?