Kalau kamu pikir AI akan gantikan pekerjaan, mungkin kamu bayangkan teknologi masuk ke kantor dan mengambil pekerjaan karyawan di belakang meja. Tapi sekarang, AI juga datang untuk pekerjaan buruh. Atau lebih spesifik, pekerjaan tukang bersih-bersih.
Pendatang terbaru di rumah, dari perusahaan teknologi 1X Technologies, adalah robot pembantu rumah tangga setinggi 5 kaki 6 inci—dan namanya adalah Neo.
Buat kamu yang sudah lama minta robot untuk mengosongkan mesin cuci piring dan mencuci baju, tidak perlu cari lagi: Neo sudah siap untuk dipesan dengan harga $20,000, dan rencananya dikirim tahun 2026. Buat yang mau coba dulu sebelum beli, perusahaan juga akan tawarkan paket sewa dengan komitmen $499 untuk enam bulan.
Walaupun harganya sangat mahal, ini mungkin bisa jadi sebuah deal yang bagus; rata-rata, seorang pembantu rumah tangga manusia meminta bayaran sekitar $170-$220 per kunjungan. Jadi, kunjungan mingguan dengan harga tertinggi akan terkumpul menjadi $20,000 dalam waktu kurang dari dua tahun.
Pelanggan bisa atur jadwal bersih-bersih di aplikasi, termasuk apa yang mau dikerjakan, dan seorang operator dari jarak jauh akan lakukan tugasnya. Robot ini bisa jawab pertanyaan tentang resep, kasih saran, dan bagikan cerita lucu untuk “percakapan yang alami.”
Buat yang mau punya Neo di rumah tahun depan, websitenya bilang pelanggan bisa bayar uang muka $200 (bisa dikembalikan sepenuhnya) untuk pesanan mereka hari ini.
Hasil beragam: Masalah privasi dan kesulitan mencuci
Seorang reporter di Wall Street Journal mencoba robot ini untuk beberapa tugas: ambil air dari kulkas, isi mesin cuci piring, dan lipat sweater. Hasilnya beragam. Walaupun dia bisa ambil air dari kulkas, dia kesulitan untuk melipat pakaian.
Tapi dengan lebih banyak latihan, robot ini bisa jadi pembantu yang hebat—kecuali untuk menangani barang panas, berat, atau tajam. Menyuruhnya buatkan kamu secangkir teh panas atau pindahkan furniture belum bisa dilakukan untuk sementara. Dia cuma bisa angkat sampai 55 pon. Untuk alasan keamanan, mereka yang punya anak kecil awalnya tidak bisa ikut program pengguna awal, walaupun CEO bilang robot ini cukup ringan supaya tidak melukai siapapun kalau jatuh.
Beberapa orang juga mengkritik teknologinya karena dianggap melanggar privasi. Tapi untuk yang khawatir dengan bahaya punya robot tinggal di rumah kita, dengan Neo, manusia masih terlibat dalam pengalaman itu—untuk sementara, setidaknya.
Saat ini, setiap gerakan Neo dikontrol dari jarak jauh oleh staf operator 1X yang memakai headset VR. Tapi, perusahaan bilang bahwa pada tahun 2026, mereka harap Neo bisa melakukan sebagian besar tugas rumah tangga secara mandiri, belajar dari data dunia nyata yang dikumpulkan melalui sesi yang dipandu manusia tadi.
“Kalau kami tidak punya datamu, kami tidak bisa buat produknya lebih baik,” kata CEO 1X Bernt Børnich ke WSJ, menambahkan bahwa teknologi ini masih lebih aman dari pembantu rumah tangga manusia karena semua operator perusahaan diawasi.
Ini terjadi sementara pekerjaan buruh makin populer di kalangan Gen Z
Sementara agen AI dan chatbot mengancam masa depan pekerjaan kerah putih, dengan posisi entry-level dan administrasi bergaji rendah yang paling terdampak, Gen Z makin memilih untuk tidak bekerja di kantor.
Sebagai gantinya, profesional muda yang baru masuk dunia kerja berharap dapat karir buruh dengan gaji enam digit seperti tukang ledeng dan tukang kayu untuk lindungi diri dari ancaman AI sambil juga hindari pinjaman kuliah.
Sebagian dari perubahan ini datang dari pengangguran yang melonjak; tingkat pengangguran untuk lulusan universitas baru umur 22-27 melonjak ke sekitar 5.8% di awal 2025, dibandingkan dengan tingkat pengangguran keseluruhan (~4.2%) untuk semua pekerja. Namun, beberapa industri buruh sedang mengalami kebangkitan. Sebuah studi terhadap 1,400 orang dewasa Gen Z menemukan bahwa 42% pekerja beralih ke pekerjaan tangan untuk keamanan.
Tapi dengan Neo masuk ke rumah tangga dan mengambil pekerjaan seperti bersih-bersih, pencari kerja mungkin harus bersaing dengan inovasi AI yang merayap masuk ke dunia buruh.
Tekanannya sekarang ada pada para pekerja tukang (atau mereka yang mau pindah ke industri ini): Menurut sebuah laporan dari World Economic Forum, robotika dan otomatisasi bisa buat 170 juta peran baru pada tahun 2030—tapi ini juga akan mengambil 92 juta pekerjaan di sepanjang jalan.