Era Baru Psikedelik Mulai Bersinar di Amerika

Buka Editor’s Digest Gratis

Roula Khalaf, Editor FT, memilih cerita favoritnya di newsletter mingguan ini.

Suatu Sabtu malam yang dingin, sekelompok relawan berdiri di depan gedung penuh grafiti di pusat kota San Francisco dan menyambut pengunjung ke "upacara tanaman" yang mereka janjikan bisa menyembuhkan tubuh dan jiwa.

Meski sudah larut, ini jelas bukan pesta. Kamu bisa tahu dari suara gong, dupa, dan suasana hening. Menurut panitia, ini adalah kesempatan untuk "transformasi sengaja". Di dalam, peserta dipandu ke ruangan redup dan diberi sepotong kecil "jamur ajaib".

Memiliki zat ini tidak legal di San Francisco—tapi kamu tidak akan sadar dari banyaknya upacara seperti ini di kota. Di distrik Tenderloin, sebuah organisasi bernama The Living Church mengiklankan "Latihan Pernapasan di Gereja Jamur". Di bagian lain kota, Gereja Ambrosia sempat menarik perhatian tahun lalu karena menawarkan jamur ajaib sebagai bagian dari sakramen. Pendirinya, Dave Hodges, bilang ke SF Gate bahwa jemaatnya sudah lebih dari 115.000 orang.

Di seluruh Amerika, minat pada psilocybin—komponen halusinogen dalam jamur ajaib—mencapai rekor tertinggi. Menurut studi di Annals of Internal Medicine April lalu, lebih dari 2% orang dewasa mengaku pakai jamur pada 2023—lebih banyak dari yang pakai kokain.

Pendukungnya termasuk Sam Altman (co-founder OpenAI) yang bilang pengalamannya "luar biasa", dan Peter Thiel yang mendukung startup farmasi Atai Life Sciences. Elon Musk membantah laporan terbaru bahwa dia pakai banyak narkoba, termasuk jamur. Tapi tahun lalu dia bilang ke seorang pewawancara bahwa dia pakai ketamin—obat bius dengan efek halusinogen—"sekali dua minggu atau semacam itu".

Para pendukung halusinogen paling vokal bilang fokus mereka adalah penyembuhan, bukan mabuk. Mereka klaim halusinasi dari psilocybin menenangkan kecemasan dan membawa kedamaian. Penulis Michael Pollan, pendiri UC Berkeley Center for the Science of Psychedelics, pernah tulis bahwa ini bisa meredakan "kesulitan eksistensial".

MEMBACA  Goldman Sachs kini melihat kemungkinan yang lebih tinggi terjadinya penyusutan ekonomi, meningkatkan probabilitas resesi Amerika Serikat menjadi 35%

Uji klinis menunjukkan psilocybin meningkatkan brain entropy (ukuran kompleksitas aktivitas otak), mengganggu pola yang ada. Singkatnya, ini bisa bantu kamu berpikir beda. (Makanya populer di kalangan tech yang bangga dengan ide baru.)

Di upacara tanaman San Francisco, grup itu berbaring 4 jam tanpa bicara. Setelahnya, satu orang bilang melihat hutan. Yang lain bilang melihat neneknya. Kebanyakan terlihat senang, meski sedikit melayang, saat pulang.

Seiring minat publik pada jamur tumbuh, hambatan hukum mulai longgar. April lalu, Colorado keluarkan lisensi pertama ke pusat penyembuhan psilocybin di Denver. Oregon dan Colorado setujui penggunaan terapeutik psilocybin (meski beberapa kota di Oregon larang). Oakland di California sudah dekriminalisasi obat ini.

Sejarah eksperimen California mungkin bikin orang kira negara bagian ini akan dukung jamur. Bau ganja lebih umum daripada rokok (orang California benci banget rokok). Tapi tahun 2022, Gubernur Gavin Newsom tolak usul dekriminalisasi halusinogen karena kurangnya panduan. Akhir tahun lalu, Gereja Ambrosia umumkan akan tutup pusat San Francisco-nya karena dituduh melanggar keselamatan.

Pollan pikir jalan menuju legalisasi federal adalah klinis, bukan rekreasi. Studi BCSP temukan 6 dari 10 pemilih dukung akses terapi halusinogen yang diatur, terutama untuk penyakit terminal (80%), veteran (69%), dan depresi (67%). Pendukung legalisasi masih perlu yakinkan pembuat hukum bahwa jamur ajaib lebih baik untuk dukungan daripada melayang.

[email protected]