Menurut dua orang yang mengetahui masalah tersebut, Abrdn sedang dalam pembicaraan lanjutan dengan Citic Bank untuk meluncurkan usaha patungan pengelolaan aset di China, saat perusahaan asal Inggris tersebut berusaha memperkuat kehadirannya di ekonomi terbesar kedua di dunia.
Pembicaraan ini terjadi setelah membaiknya hubungan antara Inggris dan Tiongkok dan berbeda dengan keputusan beberapa lembaga keuangan Barat dalam beberapa tahun terakhir untuk memangkas pekerjaan di China atau menunda rencana ekspansi mereka karena kekhawatiran akan kesehatan ekonomi China dan ketegangan antara Beijing dan Washington.
Abrdn, manajer aset independen terbesar kedua di Inggris, diharapkan akan memegang mayoritas saham dalam usaha patungan tersebut dengan sisanya dimiliki oleh unit Citic Wealth dari Citic Bank, kata orang-orang yang enggan diidentifikasi karena pembicaraan bersifat rahasia.
Citic Wealth adalah unit manajemen kekayaan yang dimiliki oleh bank ketiga terbesar di China dengan aset senilai 2 triliun yuan ($275 miliar) pada akhir tahun lalu.
Abrdn menolak untuk memberikan komentar. Citic Bank, unit perbankan utama dari konglomerat milik pemerintah pusat China Citic Group, tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Abrdn dan Citic Bank telah melakukan pembicaraan selama beberapa tahun terakhir mengenai pembentukan usaha patungan di Tiongkok daratan atau Abrdn mengambil saham di Citic Wealth, kata sumber-sumber tersebut.
Pembicaraan tersebut mendapat dorongan baru setelah dihidupkan kembali pembicaraan ekonomi dan keuangan tingkat tinggi antara Tiongkok dan Inggris bulan lalu setelah hampir enam tahun terhenti, tambah mereka.
($1 = 7,2724 yuan Tiongkok)
(Pelaporan oleh Selena Li; Pengeditan oleh Sumeet Chatterjee dan Edwina Gibbs)