Para ahli makanan global bilang, dunia punya masalah besar dalam pasokan makanan untuk memberi makan semua orang. Inovasi untuk mengatasi ini kurang dapat investasi.
Banyak masalah dalam rantai pasokan makanan. Kita tidak menghasilkan cukup kalori, tidak ada cukup lahan untuk menanam, polusi dari produksi makanan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan kurangnya air untuk pertanian.
“Kita butuh sekitar $4,5 triliun untuk menemukan terobosan baru demi masa depan makanan yang berkelanjutan,” kata CEO Olam Group. “Saat ini, kita tidak melakukan investasi itu.”
Menurut seorang mantan duta besar AS, sebenarnya cukup kalori yang diproduksi, tapi masalahnya adalah kurangnya kalori bergizi dengan harga yang terjangkau.
“Ada 2,4 miliar orang yang tidak mampu beli makanan bergizi karena kita tidak menanam apa yang dibutuhkan untuk mendukung diet yang beragam,” katanya.
Meski ada peringatan ini, data dari Departemen Pertanian AS menunjukkan bahwa ketahanan pangan akan membaik tahun ini.
Laporan mereka mengatakan pendapatan per kapita di 83 negara akan tumbuh 3,7% tahun ini, sementara inflasi harga makanan diperkirakan akan turun.
Ini artinya jumlah orang yang kekurangan makanan diperkirakan turun sekitar 221 juta orang.
Tapi para ahli masih khawatir tentang membangun rantai pasokan makanan yang berkelanjutan untuk masa depan.
Diperkirakan dunia butuh lahan seluas dua kali ukuran India setiap tahunnya untuk memenuhi tantangan ini.
CEO dari FSF Ventures percaya investasi seperti Kecerdasan Buatan (AI) akan membantu meningkatkan produktivitas di lahan yang sudah dipakai.
Teknologi baru ini, bersama dengan inovasi lain seperti alat biologis, akan membantu menciptakan berbagai solusi yang dibutuhkan untuk memerangi kekurangan makanan dunia.
“Mereka punya tanggung jawab untuk mengidentifikasi modal investasi yang diperlukan untuk mendukung investasi dari sektor pertanian sampai ke konsumen,” ujarnya.