Dulu Internet, Kini AI: IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan AS, Namun Mencium “Gema” Gelembung Dot-Com Akhir 90-an

IMF bilang ekonomi Amerika dan dunia bakal tumbuh lebih dikit tahun ini dari yg diperkirakan sebelumnya. Ini karena tarif perdagangan Trump ternyata nggak terlalu bikin kacau kayak yg dikira. Tapi IMF tetep ngasih tau kalo tarif ini masih beresiko.

Amerika diprediksi tumbuh 2% di tahun 2025, naik sedikit dari perkiraan Juli lalu. Tahun depan, angkanya 2.1%. Tapi, semua angka ini lebih rendah daripada tahun 2024, yang tumbuh 2.8%.

Ekonomi global juga diprediksi tumbuh 3.2% tahun ini, naik dari perkiraan Juli.

Memang ekonomi lagi lumayan, tapi IMF bilang belum aman-amal banget. Soalnya Trump masih suka ancam bakal naikin tarif lagi, contohnya baru-baru ini dia ancam tarif 100% buat semua barang dari Cina. Hal-hal kayak gini bikin usaha dagang jadi nggak pasti.

Kepala ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, bilang investasi di AI (kecerdasan buatan) bantu nopang ekonomi Amerika. Tapi dia juga ingetin kalo bisa aja nanti ada gelembung di pasar finansial yang bisa pecah, bikin ekonomi melambat.

Dia bilang situasi investasi teknologi sekarang mirip sama zaman internet dulu di akhir taun 1990-an. Saham perusahaan AI kayak AMD dan Oracle udah naik banyak tahun ini.

Ekonomi masih kuat meski ada tarif karena beberapa alasan: tarifnya ternyata nggak sebesar yg ditakutin, banyak negara nggak balas dendam, dan perusahaan-perusahaan bisa cari cara lain buat impor barang.

Tapi ini mungkin cuma bantuan sementara. Harga barang impor di Amerika naik, dan ini lama-lama bisa bikin harga buat konsumen jadi lebih mahal. Inflasi juga udah naik dikit, dan lowongan kerja udah mulai berkurang, mungkin karena perusahaan-perusahaan lagi hati-hati.

Perkiraan IMF ini sedikit lebih optimis dari perkiraan ekonom lainnya. Banyak ekonom ngira tarif Trump ini bikin pertumbuhan ekonomi Amerika melambat.

MEMBACA  Mantan CEO Ford: Perusahaan rintisan mobil listrik menghadapi "masalah keuangan yang nyata"

Cina sendiri bisa hadapi tarif Amerika dengan jual lebih banyak barang ke Eropa dan Asia. Mata uang mereka juga melemah, jadi barang ekspor mereka lebih murah. Tapi ekonomi Cina sekarang terlalu tergantung sama ekspor, sementara sektor properti mereka masih punya banyak utang.