Oleh Raechel Thankam Job
(Reuters) – Produsen sepatu Inggris, Dr Martens, memprediksi pertumbuhan laba akan kembali positif di tahun finansial ini pada Kamis. Ini didukung oleh rencana CEO baru mereka yang ingin lebih fokus pada sepatu, sandal, dan tas, selain sepatu bot yang sudah terkenal.
Saham Dr Martens naik 17% karena pasar merespons positif laba tahun finansial penuh hingga 30 Maret yang melebihi ekspektasi, serta perubahan strategi oleh CEO Ije Nwokorie.
Perusahaan juga berencana mengurangi diskon di pasar utama, termasuk AS.
"Kami mengubah strategi untuk memperluas fokus dan memberi lebih banyak alasan bagi orang untuk beli Dr Martens," kata Nwokorie ke Reuters.
"Strategi sebelumnya… berhasil tingkatkan pertumbuhan sepatu bot dan bangun kesadaran global—tapi pasar sekarang kurang suka sepatu bot," tambahnya.
Penjualan online sepatu, mules, dan sandal tumbuh di toko Dr Martens tahun finansial 2025, sementara penjualan sepatu bot, yang harganya $110 ke atas, turun.
Dr Martens membuat sebagian besar sepatu bot tebal mereka di Vietnam, tapi meski ada tarif AS, mereka tidak akan naikkan harga koleksi musim semi/musim panas di AS karena produk sudah ada di sana.
Dr Martens pindahkan rantai pasokannya dari China, yang dulu memproduksi 50% produknya. Sekitar 62% koleksi musim gugur/musim dingin akan dibuat di Vietnam dan 31% di Laos.
Menghadapi kemungkinan tarif 46% AS untuk Vietnam, Dr Martens mengatakan sebagian besar koleksi mereka akan sampai di AS atau dalam perjalanan sebelum awal Juli.
"Kami sudah pertimbangkan berbagai skenario, tapi kami hadapi realita dan percaya bisa melewati tantangan ini," ujar Nwokorie.
Sejak IPO Januari 2021, saham Dr Martens turun lebih dari 80%. Sebagai bagian dari upaya perbaikan, Nwokorie pekan lalu tunjuk presiden baru untuk Amerika dan kepala merek baru.
Perusahaan mengatakan laba sebelum pajak yang disesuaikan tahun finansial 2026 akan sesuai ekspektasi analis, antara 54 juta hingga 74 juta pound.
Untuk tahun berakhir 30 Maret, Dr Martens laporkan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar 34,1 juta pound ($46 juta), lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar 30,6 juta pound. Pendapatan dari Amerika turun 11% selama tahun itu.
(Laporan oleh Raechel Thankam Job dan Yadarisa Shabong di Bengaluru; Disunting oleh Sonia Cheema, Elaine Hardcastle, dan Emelia Sithole-Matarise)