Programmer, kreatif, bahkan konsultan manajemen khawatir AI akan mengambil pekerjaan mereka. Tapi ternyata CEO bank global juga memikirkan apakah mereka bisa digantikan oleh AI.
Tan Su Shan, CEO DBS—bank terbesar di Asia Tenggara berdasarkan aset—mendapat pengingat dari dewan direksi bahwa bahkan eksekutif bisa digantikan AI saat ia ditunjuk sebagai CEO bank Singapura itu akhir Maret lalu.
"Pas peran CEO saya diumumin, saya dapat pesan WhatsApp di grup sama dewan. Isinya bilang bahkan pekerjaan CEO bisa digantikan AI," kata Tan di konferensi Fortune Brainstorm AI Singapore. "Kalau saya bisa diganti AI, artinya semuanya juga bisa!"
Kesadaran ini membuat Tan mendorong stafnya untuk fokus pada "4 R": "Kita harus berinovasi, tetap relevan, tangguh menghadapi perubahan, dan bertanggung jawab."
AI juga mengubah cara rekrutmen di DBS. "Jangan rekrut orang cuma karena pengetahuannya, karena pengetahuan sekarang ada di mana-mana. Cari yang punya sikap baik—fleksibel, rendah hati, dan sadar bahwa ilmu hari ini bisa jadi usang besok," jelas Tan.
Tan jadi CEO DBS awal tahun ini, sekaligus jadi wanita pertama yang pimpin bank itu. Ia juga masuk peringkat ke-6 di daftar Fortune Most Powerful Women.
DBS—bank terbesar Singapura dengan pendapatan $29 miliar—menempati peringkat ke-7 di Fortune Southeast Asia 500. Profitnya $8,4 miliar, jadi yang terbesar di daftar itu.
Sebelum jadi CEO, Tan sudah dorong karyawan agar adaptif dengan AI. Tahun lalu, ia bilang tugas utamanya adalah "membuat semua orang ‘minum Kool-Aid’ soal AI".
Bulan Juni, DBS memperkirakan nilai penggunaan AI-nya bisa capai 1 miliar dolar Singapura ($782 juta) tahun ini.
Di konferensi, Tan bilang karyawan junior dan senior antusias pakai AI, tapi level menengah paling kurang tertarik.
Selasa lalu, DBS luncurkan pelatih virtual berbasis AI untuk semua karyawan. "Nggak semua orang bisa bayar pelatih seperti Marshall Goldsmith, tapi versi AI-nya bisa dipakai semua orang," ujar Tan.
Tan juga cerita pengalaman pribadi saat AI "menyelamatkan" presentasi klien: "Saya nggak siap, jadi sembunyi-sembunyi nanya AI buat bikin pertanyaan. Eh, klien malah kagum karena saya terlihat sangat paham bisnis mereka!"
"Jadi saya curang dikit," kata Tan sambil tersenyum.