Dampak Tarif $1 Miliar pada GM Bukti Perusahaan dan Konsumen AS Menanggung Biaya Impor

General Motors adalh raksasa otomotif AS terbaru yg mengaku tarif impor telah memotong pendapatan mereka. Perusahaan ini melebihi ekspektasi laba di Selasa, tapi laporkan penurunan laba kuartal kedua, termasuk kerugian $1.1 miliar akibat pajak impor tinggi.

GM laporkan penjualan turun 2% jadi $47 miliar, dan laba kuartal $1.9 miliar, turun dari $2.9 miliar di periode yg sama tahun lalu.

Mengantisipasi dampak kebijakan tarif mobil Presiden Donald Trump—yg mengenakan pajak 25% utk banyak kendaraan impor—GM hapus panduan tahunan kuartal lalu, prediksi kerugian hingga $5 miliar. Bulan lalu, GM umumkan rencana investasi $4 miliar di pabrik AS utk kurangi biaya impor dan tingkatkan produksi. Tapi, GM masih bergantung pada mobil kecil dari Korea Selatan yg rentan kena tarif.

“Selain kinerja operasional kuat, kami siapkan bisnis untk masa depan menguntungkan sambil beradaptasi dgn kebijakan perdagangan baru dan lanskap teknologi yg beruba cepat,” tulis CEO Mary Barra dalam surat ke pemegang saham.

Pesaing GM, Stellantis—pemilik Jeep dan Ram Trucks—umumkan rugi bersih $2.7 miliar di paruh pertama tahun ini karena penjualan di Amerika Utara terus turun. Masalah ini diperburuk oleh “efek awal tarif AS,” yg berdampak negatif lebih dari $350 juta bagi perusahaan.

Amerika yg bayar tarif

Kerugian akibat tarif pada perusahaan otomotif memperkuat kekhawatiran—dan bukti—bahwa rakyat AS yg menanggung biaya kebijakan tarif Trump.

Meski Departemen Keuangan AS kumpulkan rekor $100 miliar dari bea cukai tahun ini, harga barang impor tak turun signifikan—menunjukkan eksportir menyerap biaya tambahan. Menurut catatan analis Deutsche Bank, harga impor tetap stabil hingga Juni.

“Bukti makro jelas: orang Amerika yg sebagian besar bayar tarif,” kata analis Deutsche Bank George Saravelos.

MEMBACA  Saham Medtech terus meluncur saat China membalas tarif Trump.

Saravelos menyatakan karena Indeks Harga Konsumen hanya menunjukkan inflasi sedang, “berarti importir AS menyerap tarif ke margin laba mereka.” Fenomena ini terlihat dari Stellantis dan GM yg menanggung miliaran biaya tarif.

Tarif mobil bukan pengecualian

Analis senior Bernstein Daniel Roeska bilang perusahaan mobil mulai kehabisan strategi menyerap biaya tarif karena harga mobil diperkirakan naik akhir tahun ini.

“Hanya ada dua yg bisa bayar [tarif]: pemegang saham atau konsumen,” kata Roeska ke Fortune. “Dan akhirnya, biaya akan dibagi. Jadi pandangan kami tetap bahwa harga mobil akan naik di paruh kedua.”

Sudah ada tanda konsumen AS berikutnya yg akan merasakan dampak tarif. Perusahaan mobil mulai kurangi diskon dan insentif yg sebelumnya diberi untk dorong penjualan, seperti Ford Motors yg hentikan diskon karyawan untk pembeli dan ganti dgn program $0 uang muka dan bunga 0%. Meski rencana GM pindah produksi ke AS akan kurangi biaya tarif dan transport, biaya tenaga kerja akan lebih tinggi. Menurut Roeska, langkah ini baik tapi menunjukkan perusahaan akan hadapi kompromi dalam mengelola dampak tarif.

“Tidak banyak yg bisa dilakukan,” kata Roeska. “Jika kebijakannya mengenakan tarif pada mobil, itu akan naikkan biaya, dan akhirnya, harga mobil juga akan naik.”