Dampak Penutupan Toko REI di New York dan Boston bagi Upaya CEO Menarik Hati Karyawan

Tahun ini, ketika Mary Beth Laughton menjadi CEO REI, salah satu hal pertama yang dia lakukan adalah untuk memperbaiki hubungan dengan karyawan toko perlengkapan luar ruang yang sedang susah ini: Dia minta maaf karena REI dulu mendukung calon Menteri Dalam Negeri Presiden Donald Trump, Doug Burgum.

Dia bilang, “Biar saya jelasin, tanda tangan di surat itu adalah sebuah kesalahan.” Dia ngomong tentang surat yang ditandatangani CEO sebelumnya, Eric Artz, bersama banyak perusahaan lain, yang mendukung pencalonan Burgum.

Seperti yang dijelasin Fortune tahun 2024, karyawan REI, yang disebut “Rompi Hijau”, sudah lama tidak senang. Mereka lihat budaya perusahaan berubah dan tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai koperasi yang mereka cintai. (REI adalah koperasi yang bagi bagi dividen ke anggota dan bonus ke karyawan).

Memperbaiki hubungan dengan karyawan ini sangat penting buat Laughton, apalagi karena penjualan REI turun 6% jadi $3,53 miliar di tahun 2024. CEO baru ini bilang dia ingin fokus ke akar perusahaan dan puji para Rompi Hijau. Tapi, baru-baru ini, Laughton dan timnya melakukan hal yang mungkin bikin hubungan ini tegang lagi.

Minggu ini, REI umumkan akan tutup tiga toko pada tahun 2026. Tokonya yang sangat besar di distrik SoHo, New York, serta toko di Boston dan Paramus. Sebelum pengumuman ini, Laughton kasih surat ke karyawan yang jelasin rencana strategis tiga tahun bernama “Puncak 28: Naik Bersama”. Dia bilang brand ini harus buat “pilihan-pilihan sulit” untuk naikin penjualan, tapi tidak jelasin pilihan apa. Dia hanya sebut bahwa program loyalitas pelanggan akan diubah.

Dia juga bilang bahwa dia dan semua karyawan REI harus “tantang diri kita untuk jadi bukan cuma koperasi terbaik, tapi juga pengecer terbaik.”

MEMBACA  Analisis Klarifikasi Teman Terkait Isu Perselingkuhan Inara Rusli dan Insanul Fahmi

Serikat pekerja yang wakili karyawan di toko New York dan Boston (toko Paramus tidak ada serikat) beri pernyataan. Mereka kaget dengan berita ini. Mereka khawatir penutupan toko dan PHK yang akan terjadi bisa merusak kemajuan hubungan yang sudah dibuat musim panas ini, di mana REI setuju untuk mulai negosiasi kontrak dengan 11 toko yang punya serikat pekerja.

“Mencari informasi lebih lanjut untuk mengerti keputusan ini,” kata serikatnya, “dan kami harap hubungan baru antara REI dan Serikat Pekerja REI bisa bantu cari hasil terbaik untuk karyawan yang terdampak.”

Hubungan antara Rompi Hijau dan perusahaan sudah tegang sejak lama. Setelah pandemi, mantan CEO Eric Artz buat keputusan yang bikin banyak karyawan marah. Untuk stabilkan perusahaan, dia buat sistem keputusan lebih terpusat, ubah sistem e-dagang yang mahal, dan rekrut banyak eksekutif dari pengecer besar. Banyak orang jadi khawatir REI akan kehilangan jiwanya dan jadi seperti toko besar lain.

Di masa kepemimpinan Artz, semakin banyak toko yang buat serikat pekerja. Toko di New York adalah yang pertama di tahun 2022, dan sekarang ada 11 toko REI yang punya serikat, termasuk Boston.

Sama seperti Artz, Laughton bilang REI harus bisa bersaing dengan rivalnya untuk bisa tetap jalan. Dalam suratnya, dia ingatkan karyawan untuk tidak terjebak dalam pikiran nostalgia. “Rencana ini bukan tentang kembali ke masa lalu koperasi,” tulisnya. “Ini tentang mendaki puncak yang menantang di depan kita, untuk buat koperasi ini lebih kuat.”

REI tidak jelasin secara pasti kenapa tokonya ditutup, tapi pernyataan mereka terdengar mirip dengan surat Laughton. Mereka bilang keputusan ini perlu untuk kesehatan perusahaan: “Menutup toko ketika sewa habis dan toko tidak memenuhi pertimbangan kami adalah bagian yang bertanggung jawab dan bijak dalam menjalankan bisnis eceran.”

MEMBACA  Jangan Lewatkan Office 2021 dan Windows 11 Pro Hanya dengan $55