Dampak Mengabaikan Utang Teknologi di Era Kecerdasan Artifisial

Di Halloween ini, saat hantu dan zombie mengetuk pintu di seluruh dunia minta permen, ada monster yang sangat nyata yang mengetuk pintu organisasi besar dan kecil: tech debt. Dan monster ini bisa sangat menyeramkan.

Menurut beberapa perkiraan, tech debt, atau biaya yang timbul karena harus terus memperbaiki sistem software yang tua dan tidak bagus, telah membengkak menjadi lebih dari $1,52 triliun hanya di AS saja. Dengan teknologi seperti AI agen yang banyak dipasang di atas sistem teknologi lama perusahaan, biaya tech debt yang naik ini masuk akal.

Banyak organisasi dengan cepat menerapkan teknologi baru tanpa memperbaiki sistem yang ada dulu. Fondasi teknologi yang tidak terencana ini mulai menumpuk dan bisa runtuh, menyebabkan biaya finansial yang besar, kerentanan yang lebih tinggi, dan masalah bisnis jangka panjang.

Sudah waktunya untuk menyoroti tech debt, monster yang bersembunyi di balik lanskap digital banyak organisasi, dan membahas cara mengatasinya.

Gen AI – Pedang Bermata Dua

Bukan rahasia lagi kalau gen AI mengubah lanskap teknologi, memaksa perusahaan untuk bergerak lebih cepat dalam mengadopsi dan menerapkan teknologi yang mempengaruhi sebagian besar bisnis mereka.

Menurut Laporan Pulse of Change Accenture 2025, 27% organisasi sudah berinvestasi dalam agen AI di berbagai bagian perusahaan mereka, yang menunjukkan nilai nyata yang diciptakan AI. Hanya dalam bidang keamanan siber, AI membantu perusahaan mempercepat perbaikan kode, mengurangi backlog cacat lebih cepat, dan meningkatkan ketahanan bisnis.

Meskipun manfaatnya sangat besar, apa yang terjadi jika gen AI tumbuh terlalu cepat di atas fondasi teknologi yang sudah rumit?

Jika tidak ditangani dengan benar, AI bisa menyumbang tech debt dengan cara yang besar. Evolusi cepat model gen AI menciptakan lapisan kompleksitas dan masalah baru, terutama jika model ini diintegrasikan ke dalam sistem yang desainnya tidak optimal. Ekosistem teknologi yang sembrono ini menciptakan siklus jahat di mana teknologi yang seharusnya memecahkan masalah justru menciptakan lebih banyak masalah.

MEMBACA  Direktur Game 'Avowed' Mengatakan bahwa Kecerdasan Buatan Tidak Dapat Menggantikan Kreativitas Manusia

Dampaknya pada keamanan siber saja sudah cukup mengkhawatirkan. Tech debt dapat meningkatkan kerentanan keamanan dengan menyebabkan sistem berkinerja buruk atau bahkan rusak total. Kerusakan ini dapat menciptakan kesempatan baru bagi peretas untuk mengeksploitasi.

Kabar baiknya adalah ada beberapa langkah yang bisa diambil organisasi untuk mengurangi kompleksitas dari AI dan mengatasi tech debt dengan efektif.

Tiga Aksi untuk Mengendalikan Tech Debt

Selama teknologi terus membaik dan berkembang, tech debt akan selalu menjadi masalah. Namun dampak seriusnya pada bisnis bisa dikelola. Ini dia tiga langkah untuk mengelola tech debt.

  1. Pertama, kategorikan tech debt ke dalam pokok, bunga, kewajiban, dan biaya peluang. Ini akan membantu organisasi Anda memprioritaskan upaya perbaikan dan fokus pada biaya pokok yang langsung berdampak pada operasi saat ini.
  2. Kedua, buat inventaris tech debt dan model prioritas untuk melacak sumber utangnya. Misalnya, Anda bisa menggunakan model PAID, yang membantu para pemimpin IT memprioritaskan upaya perbaikan tech debt berdasarkan nilai dan urgensi bisnis.
  3. Ketiga, gunakan metrik seperti tech debt density untuk mengukur masalahnya.

    Dengan fokus pada biaya pokok tech debt dan mengatasi area paling kritis terlebih dahulu, organisasi dapat mengelola tech debt dengan efektif dan mendorong pertumbuhan bisnis.

    Jangan Tunggu Sampai Monster Itu Mengetuk

    Organisasi yang sukses memperlakukan tech debt seperti utang finansial, mengelolanya secara proaktif dengan inti digital yang kuat, kelincahan, dan budaya perbaikan terus-menerus. Namun, jika tidak dikelola, tambal suling teknologi dan software yang kompleks yang menjadi fondasi digital banyak perusahaan berisiko gagal, menyebabkan dampak yang nyata dan signifikan.

    Luangkan waktu sejenak dan pikirkan bagaimana Anda bisa menghadapi perubahan teknologi yang konstan. Memang banyak yang harus diatur, tetapi dengan bersikap sengaja dalam tetap strategis melalui perubahan ini, Anda bisa mengatasi tech debt secara langsung dan menggunakan teknologi seperti AI untuk keuntungan bisnis Anda.

    Pendapat yang diutarakan dalam tulisan komentar Fortune.com adalah pandangan penulisnya sendiri dan tidak selalu mencerminkan pendapat dan keyakinan Fortune.

    Fortune Brainstorm AI kembali ke San Francisco pada 8–9 Desember untuk menghimpun orang-orang terpintar—teknolog, pengusaha, eksekutif Fortune Global 500, investor, pembuat kebijakan, dan para pemikir brilian di antaranya—untuk mengeksplorasi pertanyaan paling mendesak tentang AI pada momen penting lainnya. Daftar di sini.

MEMBACA  Sterling mengungguli pesaing-pesaingnya berkat data ekonomi yang lebih kuat