Waktu Damola Adamolekun, yang umurnya 36 tahun, nerima posisi jadi CEO di Red Lobster, perusahaan makanan laut terbesar di Amerika sedang bangkrut dan punya banyak masalah operasional. Untuk kebanyakan eksekutif, pekerjaan ini mungkin terlalu berisiko dan susah. Tapi buat Adamolekun, ini adalah kesempatan yang sangat menarik.
“Saya pikir ini bisa jadi comeback terhebat dalam sejarah industri restoran,” katanya dalam wawancara untuk Fortune. “Memimpin perusahaan ini adalah kesempatan yang cuma datang sekali seumur hidup.”
Buat yang ingin jadi CEO, cara pikir Adamolekun bisa jadi contoh bagus untuk menilai kapan harus ambil peran yang penuh perubahan. Intinya adalah soal risiko dan hasil, mirip seperti di investasi, yang dimana Adamolekun memulai karirnya sebelum pindah ke dunia restoran: pertama sebagai CEO P.F. Changs, lalu Red Lobster.
“Investasi adalah bisnis menilai risiko, dan karir harus diatur dengan cara yang sama,” katanya. “Risiko sendiri bukan sesuatu yang harus dihindari. Kamu hanya perlu hasil yang cukup.”
“Hasil” itu bukan hanya uang. Untuk Adamolekun, itu adalah kesempatan untuk buat sejarah dengan memimpin perubahan besar, didukung oleh pemilik dan tim yang dia percaya. Kemungkinan gagal, katanya, jelas: perusahaan bisa saja tetap bangkrut meski sudah berusaha. Tapi kemungkinan sukses—menyelamatkan Red Lobster dan pencapaian besar untuk karir—layak untuk diambil.
Jenis pengambilan keputusan ini butuh lebih dari sekedar perhitungan rasional, dia ingatkan. Itu juga butuh mengenal diri sendiri. “Beberapa orang tidak mau mengambil risiko karena mereka tidak nyaman di situasi seperti itu,” katanya. “Kamu harus kenal dirimu sendiri juga, dan toleransi risiko setiap orang akan berbeda.”
Ambisi juga berperan. Adamolekun bilang dia tidak pernah takut untuk menetapkan tujuan yang sangat tinggi, meski berisiko gagal di depan umum. “Beberapa orang menolak menetapkan tujuan ambisius karena mereka takut gagal,” katanya. “Saya tidak takut akan itu. Saya tidak masalah menetapkan tujuan yang sangat tinggi, dan saya tidak masalah mengejar hal-hal yang sulit. Kamu lakukan yang terbaik dan coba untuk menang.”
Saat mempertimbangkan untuk memimpin perusahaan yang dalam krisis, calon CEO harus mundur selangkah dan pertanyakan tiga hal penting tentang peran tersebut:
Apa keuntungan sebenarnya? Lihat lebih jauh dari insentif finansial. Apakah peran ini kesempatan untuk mendefinisikan ulang industri, meninggalkan warisan, atau mengembangkan kemampuan yang tidak bisa didapat di tempat lain?
Apakah kamu percaya para pendukungnya? Perubahan berhasil atau gagal tergantung pada stakeholder yang sejalan. Tanpa kepemilikan yang mendukung, modal, dan tim yang tangguh, peluang sukses berkurang drastis.
Seberapa besar toleransi risikomu? Tidak setiap pemimpin sukses dalam krisis. Nilai dengan jujur apakah kamu nyaman mempertaruhkan reputasi—dan mungkin karirmu—untuk sebuah comeback.
Untuk Adamolekun, ambisinya sekarang hanya satu: “Menyelamatkan Red Lobster. Itu sudah cukup.”
Punya calon CEO dengan pandangan tentang kepemimpinan yang harus didengar? Ajukan mereka ke [email protected] untuk Fortune’s CEO Playbook.
Ruth Umoh
[email protected]
Saya sudah liat tamplate baru kamu dan saya suka banget! ini terlihat sangat professional dan rapih. desainnya sangat bagus, warnanya juga cocok. Saya cuman mau kasih tau bahwa saya terima undangan meeting besok.
Terima kasih banyak untuk kerja kerasnya!