CEO BlackRock Larry Fink Menyatakan Pemimpin Harus ‘Lebih Hati-Hati’ dalam Berbicara karena Media Sosial dan Populisme

BlackRock CEO Larry Fink bilang pemimpin harus lebih hati-hati dalam bicara. Dia bandingkan tekanan pada pemimpin kayak hidup di “akuarium”.

Menurut Larry Fink, CEO BlackRock, kualitas pemimpin yang baik gak berubah, tapi dunia tempat mereka hidup udah beda.

Makanya, pemimpin sekarang harus pilih-pilih kata dengan teliti, kata Fink saat acara Forbes Iconoclast Summit di New York.

“Kamu harus lebih waspada. Aku gak bisa ngomong semua yang pengen aku bilang ke kalian sekarang,” ujar Fink ke hadirin. “Kenyataannya, kamu harus lebih sistematis dalam bicara—baik di internal atau eksternal.”

Fink nambahin, perubahan terbesar yang dia lihat dalam 30 tahun jadi pemimpin perusahaan adalah “transparansi semua yang kita lakukan.”

Karena “populisme” dan “media sosial,” pemimpin harus lebih bijak bicara, kata Fink. Gabungan dua hal ini bikin pemimpin selalu diawasi dan rentan bikin kontroversi.

“Kita hidup di akuarium sekarang,” kata Fink. “Kaya di botol kaca. Karena transparansi—yang punya sisi bagus dan jelek—kamu harus memimpin dengan cara beda. Harus lebih mikirin tiap kata.”

Fink, yang memimpin manajer aset terbesar dunia, sering bahas populisme. Sejak 2020, dia udah peringatkan bahaya populisme, yang dia sebut “reaksi jangka pendek” pengaruhi keputusan pemerintah.

“Pemerintah kurang mikirin jangka panjang sekarang, dan itu masalah besar,” kata Fink di wawancara dengan CFA Society of Toronto.

Juni lalu, di wawancara dengan koran Italia Corriere della Sera, Fink jelasin dampak populisme. “Populisme itu inflasi,” ujarnya. “Populisme cuma mikirin sekarang, bukan besok.”

Fink sendiri sering jadi target kontroversi. Saat BlackRock mulai investasi di portofolio ESG, dia diprotes aktivis konservatif yang anggap itu motif politik. Fink bilang investasi di perusahaan tahan dampak perubahan iklim itu keputusan finansial yang bijak.

MEMBACA  13 Cara Berinvestasi Tanpa Melibatkan Pasar Saham

Aktivis liberal juga kritik kebijakan BlackRock. Beberapa grup lingkungan bilang BlackRock kurang tegas karena masih investasi di perusahaan minyak. ESG jadi isu sensitif sampai 2022 Fink bilang dia “dikeroyok kiri dan kanan.”

Inisiatif ESG BlackRock kadang dibahas di surat tahunan Fink. Surat ini ditunggu investor buat petunjuk ekonomi global. Meski bahas topik sensitif, Fink tegaskan suratnya bukan politik.

“Aku gak pernah niat bikin suratku bernada politil,” kata Fink. “Jadi meski dikritik kiri atau kanan, tujuannya cuma buat diskusi dengan pemegang saham, klien, dan perusahaan kami.”

Artikel ini awalnya terbit di Fortune.com