Cara CFP Board Memimpin Inisiatif AI

Foto via Connor Lin / The Daily Upside

Pelajari baik-baik, para penasihat: AI mungkin muncul dalam ujian.

CFP Board, badan sertifikasi utama industri jasa keuangan, membentuk kelompok kerja AI awal bulan ini untuk menetapkan cara mengintegrasikan teknologi AI ke dalam kursus sertifikasi mereka. Ini adalah upaya terbaru mereka untuk menanggapi dampak AI di dunia nasihat keuangan; awal tahun ini, mereka telah merilis panduan awal tentang perlindungan privasi klien dan kepatuhan regulasi.

Seiring berkembangnya AI dengan aplikasi seperti ChatGPT, semakin banyak perusahaan AI untuk profesional keuangan bermunculan, menjanjikan percepatan proses dan penyederhanaan alur kerja. Penasihat juga semakin banyak memakai AI untuk berkomunikasi dengan klien dan membuat materi pemasaran. Karena itu, badan regulasi berusaha keras untuk mengejar, kata para ahli.

"Kami ingin memastikan bahwa kami mengikuti perkembangan, tapi juga menetapkan arah sendiri," kata Dane Snowden, COO CFP Board dan pemimpin kelompok kerja. "Kelompok kerja AI ini dibentuk untuk membantu kami."

BACA JUGA:
Social Security Insolvency Looming Closer Than Expected
How 401(k) Providers Are Filling the Gaps in Financial Advice

Kelompok kerja CFP Board terdiri dari 14 orang—"pemikir besar," kata Snowden—dengan keahlian di bidang AI. Mereka akan menentukan apa yang harus ditambahkan ke ujian sertifikasi dalam proses analisis tahunan. Saat ini, AI terutama dipakai untuk fungsi back-office seperti pencatatan dan notarisasi, tapi Snowden melihat potensi penggunaannya untuk interaksi langsung dengan klien di masa depan.

Para penasihat juga semakin menerima bantuan AI:

  • Hanya 8% penasihat menganggap AI sebagai ancaman, turun dari 21% tahun lalu (laporan Advisor360).
  • 76% mengatakan mereka sudah "mendapat manfaat langsung" dari penggunaan AI.

    Menurut Era Jain, pendiri Zeplyn (aplikasi AI pencatat untuk penasihat), prioritas utama badan regulasi adalah memastikan selalu ada manusia yang memverifikasi hasil AI. Jain mengatakan masih kurang materi edukasi tentang penggunaan AI, tapi langkah CFP Board sudah benar.

    AI(WI). Investments and Wealth Institute, lembaga sertifikasi lain, juga punya tim khusus untuk mengeksplorasi penggunaan AI. CEO-nya, Sean Walters, mengatakan tantangan terbesar adalah memastikan manusia tetap terlibat dalam proses.

    "Jika AI dipakai untuk alokasi aset atau rebalance portofolio—itu pun masih ‘jika’ besar—tetap dibutuhkan manusia di antara AI dan klien," katanya. "Filosofi kami: ‘AI-forward, human-first’."

    Artikel ini pertama muncul di The Daily Upside. Untuk berita penasihat keuangan, wawasan pasar, dan tips manajemen praktik, berlangganan newsletter gratis Advisor Upside.

    Cerita Berlanjut

MEMBACA  Menilai Kinerja Aktual Saham VRT