BNPL Kesukaan Gen Z Akan Pengaruhi Skor Kredit, Berisiko bagi Peminjam Rentan

Perusahaan skor FICO bilang hari Senin bahwa mereka bakal keluarin model baru yang ngitung pinjaman jangka pendek dalam skor kredit konsumen. Banyak lender pake skor FICO buat nentuin kelayakan kredit peminjam. Sebelumnya, pinjaman ini gak masuk hitungan, tapi perusahaan Buy Now, Pay Later bernama Affirm mulai laporin pinjaman bayar-empat kali ke Experian, biro kredit terpisah, bulan April.

Skor FICO baru bakal tersedia mulai musim gugur, sebagai opsi buat lender supaya lebih ngelihat perilaku pembayaran konsumen. Tapi, gak semua perusahaan Buy Now, Pay Later bagi datanya ke biro kredit, dan gak semua lender bakal pake model baru ini, jadi butuh waktu lama buat adopsi luas, kata Adam Rust, direktur layanan keuangan di Consumer Federation of America.

Kenapa pinjaman ini gak masuk skor kredit sebelumnya?

Biasanya, kalo pake pinjaman Buy Now, Pay Later, konsumen bayar dalam empat cicilan selama enam minggu, lebih mirip layaway daripada kartu kredit biasa. Pinjaman ini diiklankan tanpa bunga, dan kebanyakan gak butuh cek kredit atau cuma cek ringan.

Tiga biro kredit utama—Experian, TransUnion, dan Equifax—belum punya cara standar buat masukin produk finansial baru ini ke laporan mereka, karena gak sesuai model pinjaman biasa. FICO pake data dari biro ini buat hitung skor kredit, dan sekarang mau coba skor baru yang ngitung pinjaman ini.

Kenapa ini penting?

Penyedia BNPL bilang ini lebih aman daripada kartu kredit, tapi ada kekhawatiran soal “loan stacking” di mana konsumen punya banyak pinjaman sekaligus. Selama ini, praktik ini kurang terlihat di industri, dan kurang transparansi bisa bikin muncul “hutang hantu” yang bisa sembunyiin kondisi keuangan konsumen.

MEMBACA  2024 Akan Menjadi Tahun yang Sulit Bagi Televisi

FICO bilang model baru ini bakal pertimbangin pentingnya pinjaman ini di ekosistem kredit AS. “Pinjaman Buy Now, Pay Later makin penting dalam kehidupan finansial konsumen,” kata Julie May dari FICO. “Kami bantu lender lebih akurat ngevaluasi kelayakan kredit, terutama buat konsumen yang baru pertama kali pake BNPL.”

Apa yang FICO harapkan?

FICO bilang model baru ini bakal bantu lebih banyak orang dapet akses kredit. Banyak pengguna BNPL itu anak muda atau yang gak punya riwayat kredit bagus. Dalam studi dengan Affirm, FICO latih skor baru mereka pake sampel 500.000 peminjam BNPL dan nemuin bahwa skor konsumen dengan lima atau lebih pinjaman biasanya naik atau stabil.

Buat yang bayar tepat waktu, skor baru ini bisa bantu naikin skor kredit, memperluas akses ke KPR, pinjaman mobil, atau sewa apartemen. Sekarang, pinjaman ini gak bantu naikin skor, tapi kalo telat bayar bisa nurunin skor.

Sejak Maret, skor kredit jutaan orang turun tajam karena pembayaran pinjaman kuliah dimulai lagi dan banyak yang gak bisa bayar.

Apa risikonya?

Nadine Chabrier dari Center for Responsible Lending khawatir integrasi BNPL ke skor kredit bisa bikin efek negatif buat orang yang udah susah dapet kredit. “Belum banyak info tentang gimana cara kerjanya,” katanya. “FICO cuma simulasi pake studi. Skor beberapa orang naik. Tapi kalo minggu lalu gak pengaruhin skor, minggu ini tiba-tiba pengaruhin, tanpa banyak penjelasan soal modelnya, agak susah prediksi konsekuensinya.”

Chabrier sebut riset yang nunjukkin banyak pengguna BNPL punya hutang kartu kredit, skor rendah, telat bayar, dan hutang lain. Wanita warna-warni juga lebih mungkin pake pinjaman ini. “Ini komunitas rentan kredit,” ujarnya.

MEMBACA  "Bukan sekadar pemulihan siklus, melainkan lonjakan." BofA menyebut 'risiko ekor kunci' adalah ekonomi era Trump bisa benar-benar melesat.

Apa bakal langsung berpengaruh ke konsumen?

Rust dari Consumer Federation of America bilang ini gak bakal ubah banyak buat yang udah punya profil kredit. “Apakah pake BNPL bakal ubah profil kreditmu drastis? Mungkin enggak,” katanya. “Orang harus punya ekspektasi realistis.”

Rust bilang rata-rata pinjaman BNPL cuma $135, dan bayar tepat waktu mungkin gak banyak pengaruhin skor. “Ini bukan soal naik dari 620 ke 624. Tapi dari 620 ke 780,” katanya, ngacu ke kenaikan skor yang beneran pengaruhi tawaran kartu kredit atau suku bunga pinjaman.

Tapi, Rust bilang lebih transparan soal pinjaman ini bisa bikin gambaran hutang konsumen lebih akurat, bantu proses underwriting, dan cegah konsumen kelebihan hutang. “Ini atasi masalah ‘hutang hantu’, dan itu bagus,” katanya. “Karena bisa bantu orang gak keterlaluan ngutang.”