Aryna Sabalenka hampir menang gelar US Open untuk kedua kalinya berturut-turut. Dia hanya tinggal dua poin lagi, tapi dia melakukan kesalahan pada smash yang seharusnya mudah. Bola masuk ke net, dan memberinya lawannya, Amanda Anisimova, kesempatan untuk break.
Setelah kejadian itu, Sabalenka menjatuhkan raketnya dan tersenyum kecut. Dia mulai merasa emosi yang sama seperti saat kalah di final Australia Terbuka dan Prancis Terbuka. Dia mencoba untuk tenang.
“Aku membiarkan keraguan masuk ke kepalaku,” kata Sabalenka. “Tapi kemudian aku berbalik dan menarik napas dalam, dan berpikir, ‘OK. Itu sudah terjadi. Itu masa lalu. Fokus ke poin selanjutnya.'”
Jadi semuanya baik-baik saja setelah itu? Ternyata tidak. “Dia malah mem-break-ku,” kata Sabalenka sambil tertawa lebar. “Aku seperti, ‘OK… Reset.'”
Dia butuh waktu 15 menit lagi untuk menyelesaikan pertandingan, tetapi Sabalenka berhasil reset dan akhirnya menang dengan skor 6-3, 7-6(3). Kemenangan ini menjadikannya pemain wanita pertama yang menang di US Open dua tahun berturut-turut sejak Serena Williams.
“aku sangat mengaguminya,” kata Anisimova, yang didukung penuh oleh penonton. “Dia bekerja sangat keras, dan itulah sebabnya dia berada di posisi sekarang.”
Sabalenka, yang berasal dari Belarus, sekarang telah memenangkan empat gelar Grand Slam. Dia berhasil menghindari menjadi pemain wanita pertama yang kalah di tiga final major dalam satu musim.
Kekalahan sebelumnya di Australia dan Prancis justru membantunya di final ini. “Setelah Prancis Terbuka, aku sadar bahwa aku perlu melihat kembali final-final itu dan belajar sesuatu. Aku tidak ingin hal itu terulang lagi,” ujarnya.
Meskipun Anisimova terus menekan dan suara penonton sangat keras, Sabalenka berhasil fokus pada permainannya sendiri. Dan itu berhasil.
Pertandingan dimulai dengan atap tertutup karena hujan. Kondisi ini ternyata menyulitkan Anisimova untuk melihat bola saat melakukan servis. Tapi, kondisi tanpa angin itu cocok untuk permainan keras kedua pemain.
Beberapa rally sangat menakjubkan dan penuh kekuatan. Anisimova berkata, “Menurutku aku tidak berjuang cukup keras untuk mimpiku hari ini.”
Di akhir pertandingan, Anisimova memiliki pemenangan (winner) dan kesalahan (error) yang hampir dua kali lipat lebih banyak dari Sabalenka.
“Ada dua momen di mana aku hampir kehilangan kendali,” kata Sabalenka, “tapi… aku bilang pada diriku sendiri, ‘Tidak, itu tidak akan terjadi. Ini benar-benar tidak apa-apa.'”