Selama bertahun-tahun, Arab Saudi sangat bergantung pada industri minyak dan gas. Sekarang, negara di Timur Tengah ini ingin menjadi tujuan wisata. Pada tahun 2024, nilai ekonomi Arab Saudi mencapai $1,4 triliun. Negara ini baru membuka pintu untuk turis liburan internasional pada tahun 2019. Sebelumnya, orang hanya boleh datang untuk bisnis, agama, atau keluarga.
Menteri Pariwisata pertama Arab Saudi, H.E. Ahmed Al Khateeb, berkata, “Kami membuka nilai dari negara yang hebat ini. Kami punya banyak hal untuk ditawarkan ke dunia.” Dia berbicara di Fortune Global Forum di Riyadh. “Kami ingin para pelancong datang dan merasakan keramahan orang Saudi, menikmati kopi dan makanan kami, serta belajar tentang budaya Arab.”
Al Khateeb bilang pariwisata adalah cara untuk “membuka lapangan kerja baru—untuk pemuda, untuk perempuan—dan untuk mendiversifikasi ekonomi kami agar lebih berkelanjutan.”
Arab Saudi punya rencana pembangunan bernama Saudi Vision 2030. Kebijakan ini diumumkan tahun 2016 dan ingin membuat ekonomi, masyarakat, dan budaya Arab Saudi lebih beragam, sesuai visi Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Pada tahun 2024, Arab Saudi melaporkan rekor 116 juta turis, naik dari 80 juta di tahun 2019. Arab Saudi sekarang berharap bisa menarik 150 juta pengunjung per tahun pada 2030. Al Khateeb mencatat bahwa sekitar setengah dari pengunjung negara itu datang untuk tujuan agama—seperti mereka yang menunaikan ibadah haji—dan dia memperkirakan proporsi ini akan turun lagi.
Arab Saudi juga berencana mengadakan acara-acara besar seperti Asian Winter Games 2029 dan Piala Dunia FIFA 2034. Negara ini juga akan menjadi tuan rumah Sidang Umum Pariwisata PBB untuk pertama kalinya nanti tahun ini.
Al Khateeb menyebutkan bahwa negaranya butuh “pesawat tambahan dan maskapai penerbangan,” sehingga mendirikan Riyadh Air pada tahun 2023. Dia menambahkan bahwa negara teluk ini juga membangun bandara baru, seperti Bandara Internasional Raja Salman, yang akan melayani penumpang yang terbang ke Riyadh dan menambah lebih dari 300.000 kamar hotel baru pada 2030.
Delta Air Lines akan meluncurkan penerbangan langsung antara Atlanta, AS, dan Riyadh mulai Oktober 2026. Ini akan menjadi penerbangan langsung pertama antara AS dan Arab Saudi. CEO Delta Ed Bastian berkata, “Awalnya mungkin lambat, tapi saya percaya ini akan menjadi populer.”
Pada 26 Oktober, Riyadh Air juga memulai penerbangan harian pertamanya antara Riyadh dan London, meskipun kursinya saat ini terbatas untuk karyawan dan tamu undangan.
Meski ada pembangunan besar-besaran, Al Khateeb meyakinkan bahwa melindungi lingkungan alam tetap menjadi perhatian utama pemerintah Arab Saudi.
“Keberlanjutan sangat penting untuk negara mana pun. Karena itu, kami telah melestarikan semua destinasi kami, baik pegunungan di selatan maupun pulau-pulau cantik di Laut Merah,” katanya.
Dia menyebutkan peluncuran Pusat Global Pariwisata Berkelanjutan pada 2021 sebagai contoh komitmen negaranya terhadap pembangunan hijau. Itu adalah inisiatif banyak negara untuk mempercepat transisi industri pariwisata ke emisi nol-bersih.