Nvidia baru saja mencetak rekor triwulan yang luar biasa lagi.
Perusahaan teknologi ini masih menghadapi ketidakpastian karena ketegangan geopolitik dan masalah tarif. Sahamnya naik 5% setelah laporan keuangannya dirilis.
10 saham yang kami suka lebih dari Nvidia ›
Nvidia (NASDAQ: NVDA) baru saja mencetak rekor triwulan lagi, membuat sahamnya naik 5% dan menyamai Microsoft sebagai perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar terbesar saat ini. Meski hasilnya kuat, pertanyaan muncul karena perusahaan menghadapi tekanan geopolitik dan ketidakpastian tarif. Mari kita lihat kinerja terbaru Nvidia dan tantangannya bagi investor jangka panjang.
Untuk triwulan pertama 2026, Nvidia melaporkan pendapatan $44,1 miliar, naik 69% dari tahun lalu dan 12% dari triwulan sebelumnya. Laba bersihnya $18,8 miliar, naik 26% meskipun ada biaya $4,5 miliar karena pembatasan ekspor AS.
Pendapatan pusat data melonjak ke $39,1 miliar, naik 73% dari tahun lalu. Nvidia juga akan bangun pabrik di AS untuk produksi superkomputer AI, yang mungkin mengurangi kekhawatiran tarif.
Nvidia juga memberikan dividen $0,01 per saham dan membeli kembali saham senilai $14,1 miliar. Manajemen telah menghabiskan $40 miliar untuk beli saham dalam 12 bulan terakhir.
Namun, Nvidia menghadapi masalah geopolitik. Pemerintah AS tiba-tiba meminta izin untuk kirim chip H20 ke China. Padahal, chip itu sudah menghasilkan $4,6 miliar. Nvidia punya $4,5 miliar stok yang tidak bisa dijual dan $2,5 miliar pesanan yang tertahan.
Pasar China, yang dulu jadi andalan, sekarang jadi tantangan besar. AS tidak bisa masuk, dan Nvidia memperingatkan bahwa kehilangan akses ke pasar AI senilai $50 miliar bisa menguntungkan pesaing asing.
Setelah laporan keuangan, pengadilan federal memblokir Presiden Trump untuk pakai kekuasaan darurat soal tarif. Keputusan ini mungkin meredakan ketegangan dagang, tetapi menunjukkan betapa cepat kebijakan bisa berubah.
Meski ada masalah geopolitik, Nvidia terus berinovasi. CEO Jensen Huang menyebut chip Blackwell sebagai terobosan besar berikutnya untuk AI. Nvidia juga luncurkan Blackwell Ultra dan Nvidia Dynamo untuk mendukung pertumbuhan AI.
Permintaan global untuk infrastruktur AI Nvidia sangat kuat. Generasi token AI naik 10 kali dalam setahun. Negara-negara mulai melihat AI sebagai infrastruktur penting, dan Nvidia ada di pusat perubahan ini.
Untuk mendukung produk Blackwell, Nvidia akan bangun dan uji chip di Arizona serta superkomputer AI di Texas. Pilihan lokasi AS mungkin terkait kekhawatiran tarif.
Manajemen memproyeksikan pendapatan $45 miliar untuk triwulan depan, plus-minus 2%. Proyeksi ini termasuk dampak $8 miliar dari pembatasan H20, yang akan pengaruhi margin laba. Tanpa itu, margin laba bisa capai 70% di 2026.
Saham Nvidia masih mahal, dengan harga 45 kali laba. Tapi perusahaan ini terus tumbuh, dengan rasio harga terhadap laba median tiga tahun sekitar 63.
Sebagai pemimpin di dunia AI, Nvidia terus berkembang dengan chip Blackwell dan superkomputer AI. Bagi investor yang cari pertumbuhan, Nvidia tetap menarik meski ada risiko geopolitik dan valuasi tinggi.
Sebelum beli saham Nvidia, pertimbangkan ini:
Tim analis Motley Fool Stock Advisor baru saja memilih 10 saham terbaik untuk dibeli sekarang… dan Nvidia tidak termasuk. 10 saham itu bisa berikan keuntungan besar di masa depan.
Contohnya, Netflix masuk daftar ini pada 17 Desember 2004. Jika kamu investasi $1.000 saat itu, kamu bisa dapat $651.049!* Atau Nvidia sendiri pada 15 April 2005—investasi $1.000 bisa jadi $828.224!*
Rata-rata return Stock Advisor adalah 979%, jauh lebih baik dari S&P 500 yang 171%. Jangan lewatkan daftar 10 saham terbaru jika gabung Stock Advisor.
*Return Stock Advisor per 19 Mei 2025
Collin Brantmeyer memegang saham Microsoft dan Nvidia. Motley Fool juga memegang saham Microsoft dan Nvidia.
Apakah Nvidia Layak Dibeli? awalnya diterbitkan oleh The Motley Fool