Apakah Kekurangan Barang Belanjaan Era Pandemi Akan Kembali? 3 Alasan untuk Menimbun Sekarang (Dan 3 Alasan untuk Tidak)

Tarif Pengaruhi Rute Dagang Global, Beberapa Konsumen Khawatir Rak Toko Akan Kosong Lagi Seperti Pandemi COVID-19

Karena tarif mempengaruhi rute perdagangan global, beberapa konsumen khawatir rak toko akan kosong seperti awal pandemi COVID-19. Ini bisa jadi sulit untuk budget.

Baca Juga:

  • Tarif Trump: Pendapat Ahli Ekonomi Setelah Jeda 90 Hari
  • Masalah Pensiun Baru yang Dihadapi Generasi Boomer

    Iklan: Tabungan Berbunga Tinggi
    Didukung oleh Money.com – Yahoo mungkin dapat komisi dari link di atas.

    Awal tahun ini, banyak konsumen AS membeli barang lebih banyak karena takut harga naik.

    "Aku beli dua kali lebih banyak—kacang, makanan kaleng, tepung, apa saja," kata Thomas Jennings, pembeli di New Jersey, ke Reuters. Ia bersiap menghadapi kenaikan harga dan kelangkaan.

    Harga memang jadi sorotan, tapi masalah pengiriman dan bea cukai juga bikin stok barang langka. Meski pengadilan bilang tarif Trump tidak sah, tarif itu sementara diberlakukan lagi. Nasibnya masih belum jelas.

    Apakah kelangkaan seperti pandemi akan kembali? Ini 3 alasan untuk menimbun dan 3 alasan tidak melakukannya.

    Jika tarif tetap berlaku, inilah alasan untuk menimbun.

    Baca Selanjutnya: Trump Ingin Hapus Pajak Penghasilan: Berapa Lama Menurut Ahli?

    Shane Lucado, CEO InPerSuit Inc., menyarankan konsumen memperhatikan kontrak logistik dan indeks pengiriman.

    "Kalau perusahaan mulai negosiasi ulang syarat pengiriman di tengah tahun, berarti ada perubahan besar," kata Lucado. "Penundaan pengiriman plus kenaikan tarif berarti produsen mengurangi pasokan. Ini bisa bikin PHK dan stok tidak stabil."

    Josh Fischer dari Cin7 mengatakan impor dari China akan paling terpukul.

    "Ini akan berpengaruh pada industri seperti elektronik, pakaian, sepatu, suku cadang mobil, mainan, dan alat olahraga," kata Fischer. "Kabur baiknya, produk ini tidak dibeli setiap hari. Tapi ini akan berdampak saat musim belanja."

    Contohnya, barang bayi dan produk Eropa masih tersedia tapi rentan.

    "Sekarang saat yang tepat beli perabot bayi," kata Johanna Bialkin, CEO Aldea Home & Baby. "Kursi goyang, tempat tidur bayi, dan lemari dari Eropa masih ada dan harganya bagus. Kami prediksi tarif di UE akan naikkan harga."

    Cerita Berlanjut

    Jangan panik! Pertimbangkan dulu alasan tidak menimbun sebelum belanja.

    Belanja terburu-buru bisa bikin kamu beli barang yang tidak berguna atau tidak bisa dikembalikan.

    "Kadang orang membuat keputusan yang disesali, seperti beli kereta bayi besar padahal butuh yang ringan," kata Bialkin.

    Berbeda dengan pandemi yang perlahan, kelangkaan sekarang sulit ditebak.

    Faktor seperti tutupnya usaha kecil dan kebijakan perdagangan tidak stabil bikin stok sulit diprediksi. Menimbun semuanya bisa beratkan budget rumah tangga.

    "Penjualan pakaian naik 44,8% minggu 31 Maret," kata Raj De Datta, CEO Bloomreach. "Ini karena konsumen ingin hindari kenaikan harga akibat tarif China."

    "Kalau tarif naik, seperti sepatu $100 jadi $300, beberapa toko mungkin stop jual produk itu," tambahnya.

    Di saat tidak pasti, wajar ingin menimbun. Tapi ahli keuangan ingatkan untuk tidak boros dan hindari pakai kartu kredit untuk belanja harian.

    "Pastikan kamu tahu kemana uangmu pergi sekarang," kata Thomas Nitzsche dari Money Management International (MMI) ke NBC10 Boston.

    "Kalau lihat harga telur $10 per lusin, itu peringatan. Kalau memang butuh, beli sekarang. Tapi hati-hati, kalau pakai kredit, hitung dulu—apakah lebih murah atau malah lebih mahar karena bunga?"

    Catatan Redaksi: GOBankingRates netral dan memberikan laporan seimbang tentang topik keuangan politik. Baca lebih lanjut di GOBankingRates.com.

    Artikel ini pertama kali tayang di GOBankingRates.com.

MEMBACA  Malaysia memberikan lampu hijau untuk pencarian baru puing di Samudra Hindia