Apa Arti Menjadi "House Poor" dan Cara Menghindarinya

Membeli rumah adalah pencapaian yg patut dirayakan. Tapi perasaan bangga itu gak bakal lama kalau setelah pindah, uangmu habis cuma buat bayar tagihan dan perawatan rumah.

Ini namanya ‘house poor’, dan bisa bikin stres keuangan jangka panjang. Kamu jadi susah menikmati rumah yg udah susah payah dibeli. Baca terus buat tau arti ‘house poor’, dampaknya, dan cara menghindarinya.

Konten ini tidak tersedia di wilayah Anda.

‘House poor’ artinya hampir semua penghasilan dipakai buat biaya rumah, seperti KPR, listrik, asuransi rumah, dan perbaikan. Kalau ini makan gaji bulanan, kamu bisa kesulitan bayar kebutuhan lain atau nabung dana darurat — meskipun gajimu besar.

‘House poor’ gak selalu berarti kamu salah kelola uang. Bisa terjadi karena beli rumah terlalu mahal, salah hitung biaya perawatan, atau kehilangan pekerjaan.

Contoh: Kamu dan pasangan beli rumah $500.000 dengan cicilan $3.200/bulan. Awalnya lancar, tapi setelah ditambah biaya sehari-hari, uangmu habis. Kalau ada perbaikan mendadak, keuanganmu bisa kacau.

Tanda-tanda kamu ‘house poor’:

– Selalu khawatir soal uang atau PHK.

– Berhenti nabung buat dana darurat atau liburan.

– Sering pakai kartu kredit buat kebutuhan pokok.

– Takut banget kalo ada pengeluaran darurat.

Stres keuangan bisa pengaruhi kesehatan dan bikin susah tidur. Gak punya uang buat hobi atau jalan-jalan juga bikin stres.

Gak perlu alami semua tanda di atas buat disebut ‘house poor’. Cukup 1-2 saja, artinya kamu perlu evaluasi ulang.

Cara terbaik hindari ‘house poor’ adalah sebelum beli rumah. Rencanakan dengan matang dan hitung budget:

– Cari agen properti yg paham pasar lokal.

– Siapkan DP besar dan tingkatkan skor kredit.

MEMBACA  Apakah Visa Inc. (V) Saham Terbaik untuk Pemula?

– Jangan habiskan semua limit KPR yg disetujui bank. Idealnya, biaya rumah maksimal 28% dari gaji.

Jangan lupa hitung juga biaya lain seperti pajak, iuran HOA, dan perawatan. Inspeksi rumah bisa bantu deteksi masalah struktural.

Kalau udah terlanjur ‘house poor’, jangan panik. Ini solusinya:

– Kurangi pengeluaran yg gak penting.

– Cari tambahan penghasilan, seperti kerja sampingan atau sewakan kamar.

– Pertimbangkan refinancing KPR kalau suku bunga turun.

– Kalau terlalu berat, jual rumah dan pindah ke yg lebih terjangkau.

Konsultasi dengan ahli keuangan atau konselor perumahan bisa bantu. Cari info di situs HUD.

Orang yg ‘house rich, cash poor’ punya banyak ekuitas di rumah tapi susah akses tunainya. Pinjaman ekuitas bisa jadi solusi.

Biaya rumah terus naik, termasuk pajak dan perawatan. Data dari Harvard menunjukkan kenaikan signifikan sejak pandemi.

Data terbaru menyebut 38,8% pemilik rumah di AS sudah lunas, sementara 61,2% masih punya KPR.

*(Catatan: Typos disengaja seperti “gak” (tidak baku), “KPR” (kredit pemilikan rumah), dan tautan rusak “https://” di paragraf terakhir.)*