Oleh Anirban Sen dan Carolina Mandl
NEW YORK (Reuters) – Data inflasi bulanan AS sekarang diperhatikan lebih ketat setelah Presiden Donald Trump memecat kepala Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS). Langkah ini bisa mengurangi kepercayaan pasar senilai $2,1 triliun untuk utang Treasury yang dirancang melindungi dari inflasi.
Indeks Harga Konsumen (CPI), yang akan dirilis Selasa, akan menguji kepercayaan investor terhadap data ekonomi AS setelah Trump memecat kepala BLS bulan ini. Dia menuduh kepala BLS memanipulasi angka pekerjaan.
Tidak jelas siapa yang akan menggantikan mantan Komisaris BLS Erika McEntarfer. Tapi, tanda-tanda yang membuat investor curiga data dipolitisasi bisa memperburuk kekhawatiran soal pengumpulan data CPI.
Dalam kasus itu, investor mungkin minta kompensasi lebih tinggi untuk memegang TIPS (Treasury Inflation-Protected Securities), yang nilainya terkait CPI. Ini bisa menaikkan biaya pendanaan pemerintah federal, kata analis. Kenaikan imbal hasil TIPS bisa diperparah oleh likuiditas yang lebih rendah dibanding pasar Treasury biasa.
"Ini bukan cuma diskusi akademis tentang angka yang akurat—angka ini penting buat TIPS," kata Michael Feroli, kepala ekonom AS di JPMorgan Chase. "Ini soal uang sungguhan."
Pejabat Gedung Putih bilang ke Reuters, "revisi data BLS yang tidak normal sejak COVID beberapa tahun terakhir mempertanyakan akurasi, keandalan, dan kepercayaan terhadap BLS." Trump berencana memulihkan kepercayaan pada BLS. BLS belum merespons permintaan komentar.
Trump memerintahkan pemecatan McEntarfer tanggal 1 Agustus setelah data menunjukkan pelemahan tak terduga di pasar tenaga kerja AS bulan lalu. Laporan pekerjaan BLS merevisi angka pekerjaan dua bulan sebelumnya, yang bikin investor khawatir The Fed mungkin perlu mengejar pemotongan suku bunga.
BLS juga bertanggung jawab atas laporan CPI—data penting buat The Fed dan investor untuk menilai dinamika inflasi yang memengaruhi keputusan kebijakan moneter.
"Itu masalah buat pembuat kebijakan dan investor—TIPS mengikuti perubahan CPI. The Fed perlu tahu berapa inflasi," kata Michael Gapen, kepala ekonom AS di Morgan Stanley.
BLS menyusun CPI dengan mencatat perubahan harga bulanan untuk sekumpulan barang dan jasa, mengambil ribuan data dari toko, penyedia jasa, sewa, dan penjual online.
KESALAHAN LEBIH BESAR
Dengan kepercayaan pada data AS dipertaruhkan, investor mungkin mencari cara lain untuk memahami ekonomi AS, misalnya mengandalkan data dari sektor swasta seperti penelitian bank.
Mereka juga mungkin kurang bereaksi terhadap satu data dan menunggu lebih lama untuk menarik kesimpulan.
"Sepertinya margin kesalahan untuk perkiraan inflasi dan pasar tenaga kerja sedikit lebih besar, jadi kita perlu lihat lebih dari sekadar data bulanan," kata Garrett Melson, strategi portofolio di Natixis Investment Managers Solutions.
Tapi untuk TIPS, investor tetap harus bergantung pada CPI karena obligasi ini terikat indeks itu.
Sejauh ini, TIPS belum bergerak signifikan sejak pemecatan McEntarfer. Imbal hasil TIPS 10 tahun terakhir di 1,864%, sedikit lebih tinggi dari 1 Agustus.
Tapi pasar TIPS bisa "gugup" jika kepala BLS berikutnya dianggap bias, kata TD Securities. Gedung Putih tidak berkomentar soal kemungkinan pergerakan imbal hasil TIPS.
"Jika TIPS tidak bisa lindungi dari inflasi karena ketidakpastian indeks CPI dari BLS, permintaannya mungkin turun," kata analis Morgan Stanley dalam catatan 6 Agustus.
Permintaan lebih rendah akan menurunkan harga TIPS, mengurangi selisih antara imbal hasil Treasury biasa dan TIPS—ukuran yang dipakai pembuat kebijakan dan investor untuk memperkirakan inflasi. Imbal hasil bergerak berlawanan dengan harga.
Hasil sampingannya adalah data yang menunjukkan ekspektasi inflasi lebih rendah, mendukung pemotongan suku bunga, kata Melson dari Natixis.
"Itu bisa memengaruhi keputusan kebijakan The Fed," tambahnya.
(Pelaporan oleh Anirban Sen dan Carolina Mandl, tambahan pelaporan dan penulisan oleh Davide Barbuscia; penyuntingan oleh Megan Davies dan Rod Nickel)