Dave Ramsey tidak melarang orang punya rumah, tapi dia pasti tidak setuju kalau orang terburu-buru beli rumah sebelum siap secara finansial. Pakar keuangan ini punya pendapat kuat tentang kapan dan bagaimana orang harus beli rumah. Nasihatnya mungkin mengejutkan bagi mereka yang takut ketinggalan (FOMO) di pasar perumahan.
Pesan utamanya jelas: Beli rumah saat kondisi keuangan belum siap bisa menghancurkan masa depan keuangan kamu, bukan membangunnya.
"Beli rumah bukanlah berkah kalau kamu tidak punya uang," kata Ramsey di acara "The Ramsey Show." Ini berbeda dengan pendapat umum yang bilang punya rumah selalu adalah keputusan finansial yang pintar.
Ramsey bilang, rumah yang dibeli terlalu cepat bisa "merusak keuangan kamu dengan parah." Daripada bikin kaya, malah jadi beban yang menghabiskan uang dan membatasi keuangan kamu.
Masalahnya bukan pada punya rumahnya, tapi waktu dan kondisi saat belinya. Kalau orang memaksakan diri atau pakai cara pinjam yang berisiko, mereka bisa mengalami masalah keuangan serius.
Ramsey khususnya mengkritik penggunaan penjamin (cosigner) untuk mendapatkan pinjaman rumah.
"Jangan beli rumah setengah juta dolar pakai penjamin. Kalau kamu harus pinjam uang untuk beli rumah, berarti kamu tidak seharusnya beli," jelasnya. Alasannya terkait apa yang ditunjukkan oleh keputusan pinjaman bank tentang kesiapan keuangan si peminjam.
"Bank paling suka meminjamkan uang. Kalau mereka tidak mau kasih kamu pinjaman, itu karena kamu tidak perlu minjam," kata Ramsey.
Saat bank minta penjamin, itu artinya si peminjam utama tidak punya stabilitas keuangan yang cukup untuk tanggung hipotek sendiri. Ramsey lihat ini sebagai tanda bahaya yang harus menghentikan pembelian rumah, bukan dicari cara pinjam lainnya.
Sebelum beli rumah, Ramsey bilang orang harus mencapai beberapa hal dulu:
- Bebas hutang sepenuhnya (kecuali hipotek): Tidak ada hutang kartu kredit, pinjaman pelajar, cicilan mobil, atau hutang konsumen lain. Ini memastikan biaya rumah tidak bertabrakan dengan kewajiban hutang lain.
- Punya dana darurat yang cukup: Biasanya tabungan untuk 3 sampai 6 bulan pengeluaran di rekening yang mudah diambil. Ini melindungi dari kehilangan kerja, biaya medis, atau perbaikan rumah tanpa perlu berhutang lagi.
- Mampu bayar hipotek fixed-rate 15 tahun: Ramsey tidak setuju dengan hipotek 30 tahun karena bunganya terlalu mahal. Pinjaman lebih pendek memaksa orang beli rumah yang lebih sesuai dan bikin nilai aset naik lebih cepat.
- Biaya rumah kurang dari 25% dari gaji bersih: Ini termasuk cicilan pokok, bunga, pajak, dan asuransi. Tetap di bawah batas ini memberikan ruang untuk tujuan keuangan lain dan pengeluaran tak terduga.
Daripada buru-buru beli rumah, Ramsey sarankan fokus pada langkah-langkah keuangan yang diperlukan dulu. Ini mungkin berarti harus nyewa lebih lama sambil melunasi hutang dan menabung.
Dia tekankan bahwa menunda punya rumah sering memberikan hasil keuangan yang lebih baik. Orang yang tunggu sampai semua syaratnya terpenuhi biasanya beli rumah yang lebih sesuai dengan cicilan yang bisa diatur, sehingga terhindar dari stres keuangan karena memaksakan diri.
Waktu tambahan ini juga memungkinkan perkembangan karir dan kenaikan penghasilan, yang bisa bikin kamu punya uang muka lebih besar dan syarat pinjaman lebih baik saat akhirnya beli rumah.
Peringatan Ramsey tentang beli rumah berasal dari pandangannya tentang membangun kekayaan jangka panjang. Meski punya rumah bisa jadi alat yang bagus untuk bangun kekayaan, itu hanya bekerja kalau si pembeli punya dasar keuangan yang cukup untuk tanggung tanggung jawab dan biayanya.
Rumah butuh perawatan, perbaikan, bayar pajak, dan asuransi yang terus berlanjut terlepas dari kondisi keuangan pemiliknya. Tanpa persiapan cukup, biaya-biaya ini bisa menghalangi orang untuk bangun kekayaan di area lain dan bahkan bisa bikin pemilik rumah kembali berhutang.
Pendekatannya mengutamakan stabilitas dan fleksibilitas keuangan daripada kepuasan langsung punya rumah. Tujuannya adalah untuk membangun kekayaan dengan cara yang berkelanjutan, bukan sekadar mencapai status punya rumah dengan harga berapapun.
Ramsey tidak anti punya rumah kalau orang memenuhi syarat keuangannya. Untuk pembeli yang tidak punya hutang, punya dana darurat cukup, dan mampu bayar hipotek 15 tahun dengan nyaman, dia lihat properti sebagai investasi yang bagus.
Perbedaan kuncinya adalah pembeli seperti ini beli rumah dari posisi keuangan yang kuat, bukan karena putus asa atau tekanan sosial. Mereka bisa hadapi biaya tak terduga, perubahan pasar, dan perubahan hidup tanpa risiko disita bank atau bencana keuangan.
Pendekatan sabar untuk punya rumah ini sering berujung pada hasil jangka panjang yang lebih baik, meski itu artinya harus nunggu lebih lama dari yang diinginkan untuk beli rumah.