Buka White House Watch newsletter gratis
Panduan kamu untuk memahami apa arti masa jabatan kedua Trump bagi Washington, bisnis, dan dunia.
Serangan Israel ke Iran sudah direncanakan selama 20 tahun. Selama dekade, pejabat Israel bersikukuh bahwa Iran tidak boleh dikasih izin buat bikin senjata nuklir. Mereka juga bilang siap pake kekuatan militer buat hancurin program nuklir Iran.
Setelah serangan ini, muncul dua pertanyaan: Kenapa sekarang? Dan apa yang terjadi selanjutnya?
Ada enam alasan penting yang bikin Israel nyerang.
Pertama, efek radikal dari serangan Hamas ke Israel tanggal 7 Oktober 2023. Pemimpin Israel sekarang yakin banget mereka sedang berjuang buat bertahan hidup. Mereka anggap bom Iran sebagai ancaman eksistensial. Setelah kaget sama serangan Oktober lalu, mereka gak mau ambil risiko lagi.
Kedua, posisi pertahanan Iran sekarang lebih lemah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Serangan udara Israel Oktober lalu—setelah Iran tembak misil ke Israel—udah rusak pertahanan udara dan produksi misil Iran. Israel rasa ini kesempatan emas buat nyerang Iran selagi masih lemah.
Ketiga, Iran udah hampir punya "breakout capability"—bisa bikin senjata nuklir dengan cepat. IAEA minggu ini umumkan Iran udah langgar komitmennya di Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.
Keempat, Israel sekarang lebih percaya diri bisa ubah Timur Tengah dan jadi kekuatan super di region. Pemerintahan Biden pernah ngingetin Israel kalau nyerang Hizbollah di Lebanon bisa picu balasan ganas. Tapi pemerintah Netanyahu abaikan peringatan itu, bunuh pimpinan Hizbollah, dan berhasil kendalikan reaksinya. Sekarang Israel langsung nyerang Iran, musuh utamanya di region.
Kelima, Israel lagi ditekan internasional karena perang dan kelaparan di Gaza. Serang Iran bikin Netanyahu bisa alihkan perhatian—dan mungkin memaksa negara Eropa, yang udah makin kritis ke Israel, buat bela Israel.
Keenam, Israel udah gak percaya sama perundingan nuklir Trump dengan Iran. Israel anggap perundingan ini bukan cuma salah tapi juga bahaya karena bisa biarin Iran lanjutin program nuklir. Dengan perundingan penting Iran-AS akhir pekan ini, Israel putusin buat hentiin prosesnya.
Pemerintahan Trump udah tau ini bisa terjadi. Beberapa hari lalu, pejabat AS bilang ke tamu Eropa mereka yakin bisa dapet kesepakatan dengan Iran. Tapi mereka juga bilang Israel gak bakal puas—dan Netanyahu bakal tetep nyerang Iran.
Seminggu lalu, AS pindahin pertahanan anti-misil dari Eropa ke Israel dan evakuasi keluarga militer dari region—tanda mereka udah tahu apa yang bakal terjadi.
Dengan nyerang sekarang, Israel juga hentiin debat panas di pemerintahan Trump tentang mau bantu Israel nyerang Iran atau bahkan ikut langsung.
Waktu Trump pecat Mike Waltz dari posisi penasihat keamanan nasional awal Mei, banyak yang kira faksi pro-perang dan pro-Israel di pemerintahan udah lemah—dan kelompok "penahan" yang skeptis sama perang AS di Timur Tengah udah menang.
Tapi serangan Israel bikin kelompok penahan di pemerintahan Trump bingung. Pemerintah Netanyahu tau—dari contoh Lebanon—kalau Israel mungkin bisa abaikan permintaan AS buat menahan diri dan AS serta sekutunya bakal tetap bela Israel dari balasan Iran. Alternatifnya, Tel Aviv bisa kena misil balistik dan drone—dan gak ada pemerintah AS yang mau terima itu.
Tapi, Israel bisa bayar harga jangka panjang di AS kalau dianggap maksa AS ikut perang di Timur Tengah. Pemerintahan Trump, yang lagi berusaha kendalikan inflasi, juga bakal kesel kalau harga minyak dunia naik.
Pemerintah Eropa siap hadapi masalah. Mereka khawatir serangan ke kapal di Teluk, naiknya harga energi, arus pengungsi baru, dan stabilitas negara kunci di region kayak Mesir.
Apa yang terjadi selanjutnya tergantung seberapa besar dan efektif balasan Iran, yang bakal lebih jelas dalam beberapa hari ke depan. Kalau Iran susah nyerang Israel langsung, mereka mungkin incar pangkalan AS di region—termasuk di Qatar dan Bahrain. Tapi tindakan itu bisa kontraproduktif karena bakal bikin AS ikut perang sepenuhnya.
Opsi berisiko lain Iran—yang udah lama dibahas strategis region—termasuk blokir atau ganggu ekspor minyak dari region. Arab Saudi lama khawatir serangan ke pabrik desalinasi yang penting buat pasokan air mereka.
Tindakan semacam itu bisa undang serangan ke Iran dari negara lain selain Israel. Tapi rezim Iran, kayak Israel, mungkin sekarang rasa mereka sedang berjuang buat bertahan hidup. Mereka juga perlu tunjukin kekuatan ke rakyat Iran dan region yang lebih luas.
Siklus eskalasi mungkin baru aja dimulai.
(Typos: "dikasih izin" → "dikasihizin", "bertahan hidup" → "bertahanhidup")