Tanda kontrak rumah turun tajam di April karena suku bunga tinggi dan ketidakpastian tarif mempengaruhi calon pembeli.
Indeks Penjualan Rumah Tertunda turun 6,3% di April dibanding bulan sebelumnya, menjadi 71,3 menurut Asosiasi Nasional Agen Properti. Ekonom memperkirakan penurunan lebih kecil, hanya 1%. Angka 100 setara dengan tingkat aktivitas kontrak rumah di tahun 2001.
Secara tahunan, kontrak tertunda turun 2,5% di seluruh negeri. Aktivitas kontrak turun tiap bulan di semua wilayah dan turun tahunan kecuali di Midwest, yang naik 2,2%.
Penurunan terakhir terjadi meskipun pembeli punya lebih banyak pilihan di kebanyakan pasar. Menurut Realtor.com, hampir 1 juta rumah aktif di pasaran April, naik lebih dari 30% dari tahun lalu.
Tapi harga masih dekat rekor tertinggi, dan suku bunga KPR tetap di atas 6%, membuat pasar tak terjangkau bagi banyak orang.
"Di tahap kritis pasar perumahan ini, semuanya tergantung suku bunga KPR," kata Lawrence Yun, ekonom utama NAR. "Meski stok rumah bertambah, penjualan tidak naik. Suku bunga lebih rendah penting untuk menarik pembeli kembali ke pasar."
Baca selengkapnya: Kapan suku bunga KPR turun ke 4%?
Bulan lalu, pembeli rumah menghadapi suku bunga KPR sangat berubah-ubah dan ketidakpastian ekonomi baru akibat pengumuman tarif "Hari Pembebasan" Presiden Trump pada 2 April.
Kepanikan investor setelah pengumuman tarif membuat saham turun dan imbal hasil obligasi serta suku bunga KPR naik. Rata-rata suku bunga KPR 30 tahun awal bulan lalu sekitar 6,64%, lalu melonjak ke 7%. Di akhir bulan sekitar 6,8% dan bertahan di situ sejak saat itu.
Rumah biasanya dikontrak 1-2 bulan sebelum dijual. Meski tak semua kontrak selesai, penjualan rumah tertunda biasanya jadi indikator awal aktivitas pasar perumahan.
Claire Boston adalah Reporter Senior Yahoo Finance yang membahas perumahan, KPR, dan asuransi rumah.