Sabtu, 20 September 2025 – 15:05 WIB
Jakarta, VIVA – Ada alasan kenapa para pembuat konten (content creator) sering coba pindahin penontonnya ke YouTube.
Baca Juga :
Google AI Pecat Ratusan Pekerja, Isu Upah dan Serikat Buruh Jadi Sorotan
Ya, soalnya YouTube itu menguntungin. Raksasa layanan streaming punya Google ini bilang kalau mereka udah bayar lebih dari US$100 miliar (Rp1.664 triliun) dalam empat tahun terakhir.
Uang sebanyak itu dibayarin ke para content creator, artis, sampe perusahaan media. “Kami gak cuma bikin platform. Kami bangun ekonomi,” kata CEO YouTube, Neal Mohan, seperti dikutip dari situs Mashable, Sabtu, 20 September 2025.
Baca Juga :
Kasus Korupsi Chromebook, Kejagung Diminta Periksa Google
Seperti yang dilaporin Mashable awal tahun ini, lapangan kerja buat content creator tumbuh 7,5 kali lipat dalem beberapa tahun belakangan.
Dalam survei, anak muda juga konsisten nunjukin jadi pembuat konten sebagai tujuan karir yang populer.
Baca Juga :
Orang Indonesia Ketergantungan sama YouTube dan Instagram
Di sinilah YouTube berhasil mainin peran yang gede banget dalam membangun ekosistem ekonomi modern para content creator. Jadi pembuat konten atau influencer populer di platform manapun emang menguntungin.
Tapi, YouTube secara luas dianggep sebagai situs media sosial yang paling menguntungkan dalam hal nilai “direct view-to-payment”.
Para content creator juga dapet lebih banyak duit dari orang-orang yang nonton YouTube di TV biasa, bukan dari perangkat seluler.
Google juga laporkan bahwa jumlah channel YouTube yang dapet lebih dari US$100 ribu (Rp1,64 miliar) dari layar TV naik 45 persen dari tahun ke tahun (yoy).
Jadi, udah jelas banget, bahwa YouTube sekarang bukan cuma buat para streamer. Bahkan, platform ini nayangin pertandingan NFL – yang bisa dibilang produk terbesar di budaya Amerika Serikat (AS) – dengan sangat sukses.
Tapi, kalo kamu pengen sukses sebagai content creator, YouTube teteplah tempat yang bisa ngasih penghasilan yang menjanjikan.
Halaman Selanjutnya
Para content creator juga menghasilkan lebih banyak uang dari orang-orang yang menonton YouTube di TV tradisional, alih-alih perangkat seluler.