Vice President Ma’ruf Amin menguraikan tiga langkah strategis pada hari Kamis yang dapat membantu Indonesia mempercepat pertumbuhan industri rempah-rempahnya. Pertama, kita perlu memperkuat rantai pasok rempah-rempah dari hulu ke hilir dalam upaya untuk menjaga kualitas produk dan memastikan kelangsungannya. Amin menekankan perlunya menguasai teknologi mutakhir dan memastikan bahwa petani dapat mengaksesnya agar komoditas rempah yang dihasilkan memenuhi standar internasional. “Penting untuk memperkuat kapasitas petani rempah kita untuk membantu mereka mencapai swasembada dan memperkuat daya saing mereka,” katanya. Wakil presiden juga menekankan pentingnya menggunakan indikasi geografis untuk memberi tahu orang tentang asal usul produk, yang pada akhirnya mendukung pengembangan agritourism di daerah tersebut dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Menguraikan langkah kedua, Amin mendorong penerapan praktik berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing industri rempah-rempah. Dalam hal ini, dia menyarankan agar petani dibimbing untuk mulai menanam produk rempah organik untuk menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen. “Diversifikasi produk dapat mengarah pada budidaya rempah-rempah yang tidak biasa, yang pada gilirannya dapat membantu mempertahankan keanekaragaman hayati Indonesia,” katanya. Untuk direktif ketiga, Amin menekankan pentingnya terus berupaya memperkenalkan kekayaan rempah-rempah Indonesia kepada masyarakat internasional. Dia mengatakan pemerintah perlu mempermudah proses sertifikasi, mengadakan pameran perdagangan, dan memfasilitasi bisnis dalam negeri dalam mengekspor barang mereka untuk memperluas jangkauan pasar produk rempah-rempah Indonesia. Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendorong perhatian lebih besar terhadap industri rempah-rempah yang sangat berharga bagi Indonesia untuk merespons penurunan produksi dan volume ekspor dalam beberapa tahun terakhir. “Berabad-abad yang lalu, Indonesia berdiri sebagai benteng rempah dunia. Sayangnya, saat ini kita menyaksikan penurunan konstan dalam ekspor hampir setiap tahun. Di sisi lain, data terbaru menunjukkan bahwa impor rempah-rempah kita mencapai 1,5 juta ton per tahun,” katanya. Untuk itu, Hasan menekankan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menerapkan berbagai langkah, termasuk memperkuat peran lembaga R&D dalam mengembangkan teknologi pertanian, untuk mengembalikan industri rempah-rempah Indonesia ke masa kejayaannya yang dulu.