Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa meminta semua pihak di sektor pariwisata untuk memperkuat kolaborasi dalam memajukan industri event di Indonesia.
"Menurut saya, dengan semangat gotong royong, kita bisa terus membangun ekosistem event yang lebih kuat, inklusif, dan berdaya saing global," ujarnya di Southeast Asia Business Events Forum (SEABEF) 2025 di Tangerang, Banten, pada Sabtu, menurut siaran pers yang diterima pada Minggu.
Puspa menekankan bahwa kesuksesan industri event di masa depan tidak ditentukan oleh tingginya persaingan, tetapi oleh efektivitas semua pihak dalam bekerja sama.
"Kami berharap dapat bertemu lagi di SEABEF 2026 dan terus bekerjasama untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat global industri business events yang terdepan," kata wakil menteri tersebut.
Titus Haridjati, Asisten Deputi Bidang Pertemuan, Insentif, Konferensi, dan Pameran (MICE) Kementerian Pariwisata, menyebutkan bahwa SEABEF tahun ini menampilkan lima poin penting.
Poin pertama adalah komitmen kuat terhadap isu keberlanjutan, di mana para pemangku kepentingan yang hadir sepakat untuk mengadopsi standar keberlanjutan dalam industri event ke depannya.
Kedua, berbagai diskusi menyoroti potensi signifikan untuk peluang investasi, khususnya di bidang infrastruktur event, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia.
Ketiga, para peserta sepakat membentuk jaringan kolaborasi industri event Asia Tenggara untuk melanjutkan berbagai dialog dan inisiatif bersama dari SEABEF 2025.
Keempat, teknologi baru seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan analitik data diakui sebagai alat kunci dalam meningkatkan efisiensi industri event.
Terakhir, forum itu menekankan pentingnya pengembangan SDM melalui program peningkatan keterampilan dan sertifikasi untuk membantu pekerja memiliki kompetensi tingkat global.
SEABEF 2025 berlangsung pada 10 dan 11 Oktober 2025, dan dihadiri oleh 250 peserta dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik, yang mewakili institusi pemerintah, asosiasi industri, komunitas akademik, dan sektor swasta.