Sebuah video yang menghebohkan saat ini sedang beredar luas di media sosial. Video tersebut menampilkan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, yang mengungkapkan upaya pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diduga dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam video tersebut, Hasto menceritakan bahwa kejadian ini bermula pada tanggal 7 Mei 2024 ketika dia menghadiri pidato Pemilu dan Jalan Kebudayaan yang disampaikan oleh Prof. Sri Sulistyowati di Universitas Indonesia (UI). Di acara tersebut, Hasto bertemu dengan Novel Baswedan, Rocky Gerung, dan beberapa tokoh masyarakat lainnya.
Hasto menjelaskan bahwa Novel Baswedan sempat menanyakan kepadanya apakah benar bahwa PDI Perjuangan memimpin perubahan Undang-Undang KPK yang dianggap melemahkan KPK dalam upaya pemberantasan korupsi. Hasto memberikan jawaban tegas kepada Novel bahwa jika ada hal negatif yang terjadi akibat kebijakan Presiden Jokowi, selalu diidentikkan dengan PDIP dan Megawati Soekarnoputri. Namun, jika ada hal positif, Presiden Jokowi selalu mengambil keuntungannya sendiri tanpa memberikan manfaat kepada PDIP.
Sebagai Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto menegaskan bahwa tuduhan bahwa revisi Undang-Undang KPK direncanakan oleh PDI Perjuangan adalah sangat salah. Dia juga menyebutkan tentang pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka sebelum Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo dan Wali Kota Medan. Hasto mengatakan kepada Jokowi bahwa mencalonkan anak dan menantu sebagai pejabat negara akan meningkatkan risiko korupsi dan gratifikasi.
Hasto merasa bahwa pertanyaannya membuat Jokowi terdiam karena menyadari risiko yang ada. Dia kembali menekankan kepada Jokowi bahwa jika Gibran dan Bobby terpilih sebagai wali kota, mereka rentan menjadi target operasi tangkap tangan oleh KPK dan penegak hukum lainnya.