Jakarta (ANTARA) – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa menurut penilaian teknokratik yang dilakukan oleh kementeriannya, proposal investasi Apple senilai US$100 juta tidak memenuhi empat aspek keadilan.
Keempat aspek tersebut adalah investasi Apple di negara lain; investasi yang tercatat pada merek-merek lain dari ponsel, komputer genggam, dan tablet (HKT) di Indonesia; penciptaan nilai tambah dan pendapatan negara; serta lapangan kerja yang dihasilkan dari realisasi investasi.
“Berdasarkan penilaian teknokratik, jumlah investasi belum memenuhi angka yang kami anggap adil,” katanya pada hari Senin.
Kementeriannya menghitung angka tersebut mengingat keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk Apple di pasar dalam negeri cukup besar.
Lebih lanjut, Kartasasmita meminta Apple untuk memenuhi sisa komitmen investasi untuk tahun 2023, yang berjumlah US$10 juta.
Pembayaran sisa komitmen tersebut bukan bagian dari proposal baru. Diskusi mengenai proposal baru berlaku untuk kewajiban Apple untuk memperoleh sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada tahun 2024–2026.
Menteri mengatakan bahwa Apple wajib mendiskusikan proposal setiap tiga tahun sebagai konsekuensi dari keputusan investasi yang dipilih dengan skema inovasi untuk memperoleh sertifikat TKDN.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa nilai investasi Apple di Indonesia diharapkan melampaui US$100 juta.
“Sebagai pemerintah, tentu kami ingin angka itu lebih besar,” kata juru bicara kementerian, Febri Hendri Antoni Arif, pada 21 November 2024.
Nilai investasi yang besar akan memungkinkan industri manufaktur dalam negeri masuk ke dalam rantai pasok global Apple.
Selain itu, industri tersebut akan mendukung penyerapan tenaga kerja yang lebih besar, dan dengan demikian memiliki dampak nyata pada masyarakat Indonesia.
Berita terkait: RI akan mengundang Apple untuk membahas penyelesaian investasi, rencana baru
Berita terkait: Apple diharapkan untuk menginvestasikan lebih dari US$100 juta, kata kementerian
Penerjemah: Ahmad Muzdaffar F, Resinta Sulistiyandari
Editor: Arie Novarina
Hak cipta © ANTARA 2024