Rabu, 26 November 2025 – 19:27 WIB
Jakarta, VIVA – Pengacara keluarga diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39), mengklaim ada empat sidik jari di lakban yang menutupi wajah korban.
Baca Juga :
Fakta Baru Bikin Geger! Arya Daru Disebut Puluhan Kali Check In dengan Vara
“Kan sebelumnya disimpulkan tidak ada DNA orang lain selain Arya Daru. Tadi kami sempat gali. Ternyata ada empat sidik jari,” kata pengacara keluarga Arya, Martin Lukas Simanjuntak, di Markas Polda Metro Jaya, Rabu, 26 November 2025.
Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan
Baca Juga :
Orang Tua dan Istri Arya Daru Tak Hadiri Audiensi di Polda Metro Jaya, Ada Apa?
Menurut keterangan polisi, dari empat sidik jari di lakban, cuma satu yang bisa diperiksa dan itu punya Arya. Martin tekankan seharusnya penyelidik tetap periksa tiga sidik jari lain yang ada di lakban, karena benda itu salah satu bukti penting dalam kasus ini.
“Jadi simpulkan tidak ada DNA orang lain dengan tidak ditelitinya tiga sidik jari yang nempel itu, itu jugaa mungkin perlu didalami lagi ke depannya oleh penyidik,” ujarnya.
Baca Juga :
Audiensi Misterius di Polda Metro, Keluarga Arya Daru Diminta Hadir Siang Ini
Sama halnya, pengacara lainnya, Nicolay Aprilindo, anggap pemeriksaan terhadap tiga sidik jari itu sangat krusial dalam penyelidikan kematian Arya.
“Masalah sidik jari itu adalah masalah yang sangat penting juga. Kami juga baru tahu ada tiga sidik jari lain di lakban itu, tapi yang bisa diidentifikasi oleh inafis cuma punya almarhum. Yang tiga lagi tidak,” kata Nicolay.
“Karena itu saya tanya, apakah yang tiga itu tidak bisa teridentifikasi itu punya siapa? Almarhum atau orang lain? Penyidik bilang mereka tidak bisa jawab itu,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, keluarga diplomat muda Kemlu, Arya Daru Pangayunan (39), tidak bisa hadir dalam agenda audiensi yang diadakan Polda Metro Jaya pada Rabu, 26 November 2025.
Ketidakhadiran keluarga ini disampaikan langsung oleh pengacara mereka, Nicholay Aprilindo, yang mewakili istri Arya, Meta Ayu Puspitantri, dan orang tua Arya, Subaryono.
“Panggilan itu ditujukan untuk Ayah Almarhum, Bapak Subaryono, dan Istri Almarhum, Meta Ayu. Tapi, karena kondisi kesehatan mereka, dan istrinya yang sedang sakit, jadi mereka tidak bisa datang,” kata Nicholay kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya.
Halaman Selanjutnya
Perlu diketahui, jenazah Arya ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kamar kosnya di daerah Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli 2025 lalu. Dia ditemukan dengan wajah terbungkus plastik dan lakban kuning, yang sempat bikin publik berspekulasi tentang kemungkinan pembunuhan.