Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Jakarta sedang melakukan uji coba fasilitas Bahan Bakar dari Sampah (RDF) Rorotan di Jakarta Utara menggunakan sampah kering dari tempat pengolahan sampah dengan konsep reduce, reuse, dan recycle (TPS 3R).
Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jakarta, Agung Pujo Winarko, pada Senin menyebutkan bahwa dalam uji coba ini, pabrik mengubah 50 ton sampah kering menjadi bahan bakar per hari.
Pada Agustus 2025, kapasitasnya akan ditingkatkan menjadi 150–500 ton per hari dengan penambahan sampah basah. Rencananya, kapasitas akan dinaikkan secara bertahap menjadi 500–2.500 ton pada September, kata Winarko.
“Kami tidak akan langsung menguji fasilitas dengan kapasitas besar. Kami mengevaluasi setiap uji coba. Kami ingin memastikan RDF berjalan optimal dan sempurna,” ujarnya.
Sambil menunggu operasi penuh, pemerintah provinsi meningkatkan pengendalian emisi dan bau di pabrik, termasuk dengan menambah tiga unit penghilang bau.
“Sekarang ada empat unit (penghilang bau) di area pengolahan, gudang produk, dan area residu,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya bertemu dengan perwakilan warga Jakarta Garden City (JGC) terkait operasi RDF Rorotan.
Pertemuan itu dilakukan untuk memberi tahu mereka tentang kemajuan perbaikan pengendalian lingkungan serta rencana uji coba dan operasi di pabrik.
Menurut Winarko, warga memuji perbaikan yang dilakukan di pabrik RDF. Mereka juga meminta pemerintah provinsi Jakarta untuk tetap komit.
“Sejauh ini, mereka mendukung RDF asalkan dampak negatifnya bisa dikurangi,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, meminta agar pabrik RDF Rorotan beroperasi pada Juli untuk mengubah sampah terpilah menjadi bahan bakar alternatif.
RDF Rorotan adalah fasilitas pengelolaan sampah yang mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif untuk pembangkit listrik, pabrik semen, dan industri lain yang membutuhkan energi panas.
Fasilitas ini diharapkan bisa mengolah 2.500 ton sampah per hari.