Minggu, 24 Agustus 2025 – 20:40 WIB
Jakarta, VIVA – Universitas Indonesia (UI) menyampaikan permohonan maaf setelah mengundang Prof. Peter Berkowitz dari The Hoover Institutions, University of Stanford, pada acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI pada Sabtu, 23 Agustus 2025 di Balairung, Kampus UI Depok.
Prof. Peter Berkowitz dari Amerika Serikat hadir sebagai pembicara dalam penyambutan mahasiswa pascasarjana baru UI tahun 2025. Peter Berkowitz dikenal sebagai seorang cendekiawan yang aktif menyuarakan dukungannya terhadap Israel. Ia merupakan tokoh zionis dan pembela genosida Israel di Jalur Gaza.
UI mengakui kurang hati-hati dalam meneliti latar belakang pembicara dari luar negeri, Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions – University of Stanford), pada acara orientasi mahasiswa baru tersebut.
“Dengan segala kerendahan hati, UI mengakui kurang teliti, dan untuk itu UI meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam melakukan pemeriksaan latar belakang terhadap yang bersangkutan,” tulis UI dalam siaran pers resminya, Minggu, 24 Agustus 2025.
UI menjelaskan bahwa orasi yang disiapkan dalam acara tersebut bertujuan untuk memberikan perspektif dari figur institusi terkemuka dunia di bidang Sosial Humaniora serta Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).
Dalam pemilihan pembicara, UI menilai bahwa Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions – University of Stanford) dan Dr. Ir. Sigit P. Santosa (PT Pindad, Alumni terbaik Technova MIT di Indonesia) adalah di antara nama-nama terbaik dari luar dan dalam negeri di bidang terkait.
“Tidak ada maksud lain dalam memberikan kesempatan kepada kedua tokoh tersebut berorasi selain untuk kepentingan akademik. Orasi lengkap dari kedua tokoh dalam acara PSAU dapat dilihat ulang oleh semua pihak di kanal resmi YouTube Universitas Indonesia, di mana isi orasinya benar-benar murni tentang apa yang diharapkan,” ujar UI dalam keterangan resminya.
UI memahami reaksi dan keprihatinan publik yang muncul akibat orasi yang disampaikan oleh salah seorang akademisi tamu pada kegiatan PSAU tersebut. “Kasus ini menjadi pembelajaran sekaligus bentuk perhatian positif bagi UI agar lebih selektif dan sensitif dalam mempertimbangkan berbagai aspek saat mengundang akademisi internasional di masa depan,” ungkapnya.
UI menegaskan tetap konsisten pada sikap dan pendirian berdasarkan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang terus memperjuangkan agar penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, termasuk terdorong dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina menghadapi penjajahan yang dilakukan Israel.
UI mendukung penuh kemerdekaan bagi bangsa Palestina. Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor UI kepada Duta Besar Palestina saat kunjungannya ke UI pada 17 Januari 2025 lalu.
“Universitas Indonesia (UI) menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kritik dan masukan sebagai bagian dari kebebasan menyampaikan pendapat yang bersifat konstruktif,” tulis UI.
Diketahui, Peter Berkowitz, seorang intelektual dan mantan pejabat AS pada era periode pertama Presiden Donald Trump, tercatat sebagai salah satu arsitek narasi pembenaran terhadap tindakan militer Israel yang telah menewaskan ribuan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, di Jalur Gaza.
Ia juga dikenal sebagai tokoh yang telah menulis banyak artikel mendukung genosida di Palestina. Dalam opini-opininya, terlihat jelas pandangannya sangat bias dan selalu menggunakan perspektif penjajah serta mengabaikan pandangan akademik terhadap hak-hak bangsa Palestina.
Kehadiran Peter Berkowitz di kegiatan PSAU memicu reaksi negatif dari warganet. Mereka menyayangkan UI sebagai institusi pendidikan ternama di Indonesia tidak melakukan pengecekan latar belakang tamu yang diundang.