Tuhan Tak Pernah Tinggalkanku

Minggu, 30 November 2025 – 06:16 WIB

Jakarta, VIVA – Mantan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry periode 2017–2024, Ira Puspadewi, mengungkapkan perjalanan bathinnya selama menjalani penahanan dalam kasus dugaan korupsi. Kini, ia telah mendapat rehabilitasi dari Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga:
Eks Dirut ASDP Cerita Momen Haru Saat Tahu Dapat Rehabilitasi dari Presiden Prabowo

Dalam kesaksiannya, Ira menggambarkan bagaimana kesunyian di sel isolasi membawanya pada titik balik spiritual yang ia sebut sebagai campur tangan Allah.

Ira mengisahkan hari-hari awal di Rutan KPK yang harus ia lewati dalam ruang pengasingan berukuran sekitar 3×3 meter. Tanpa jendela, tanpa teman, dan dalam kegelapan, ia mengaku tidak memiliki tempat lain untuk bersandar selain kepada Tuhan.

Baca Juga:
Rekening Diblokir, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Terharu Diberi Uang Eks Anak Buah untuk Makan

"Selalu ya kalau seperti ini kita mau lari ke mana? Kalau dalam kamar isolasi gelap, enggak ada jendela, kurang lebih ukurannya 3×3 meter, sendirian selama tiga hari, tidak ada teman, mau ke mana lagi? Cuma ngobrolnya sama Tuhan," ujarnya.

Tiga terdakwa kasus dugaan korupsi dalam proses kerja sama usaha dan akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) pada tahun 2019–2022.

Baca Juga:
Ucapan Terima Kasih Ira Puspadewi ke Prabowo usai Resmi Menghirup Udara Bebas

Dalam momen itu, ia membaca sebuah buku karya Helwa — yang menurutnya memberikan pemahaman baru tentang rasa sakit yang sedang ia jalani.

"Dia sampaikan bahwa satu, saya merasa saya kena fitnah. Ternyata dalam bahasa Arab, kata fitnah itu root word-nya adalah Fatana. Fatana itu kurang lebih intinya (karena bukunya berbahasa Inggris) itu to burn gold to purify, sehingga dikeluarkan dari elemen-elemen yang bukan emas," tuturnya.

MEMBACA  Ada Duel Serie A di Pertandingan Timnas Indonesia Vs Arab Saudi

"Jadi saya memahami, Oh, iya. Allah mungkin sedang membakar saya dengan pain (rasa sakit) ini, saya mudah-mudahan menjadi emas yang lebih murni. Itu satu yang menghibur saya,"

Namun pelajaran spiritual terbesarnya datang ketika ia membuka Al-Qur’an dan membaca Surat Ad-Duha. "Teman-teman nanti lihat lagi, tapi kurang lebih artinya: ‘Aku tidak melupakanmu dan Aku tidak membencimu. Bukankah kamu dulu yatim dan Aku beri kamu rumah?’" ungkap Ira.

Ayat itu menggetarkan dirinya karena sangat dekat dengan perjalanan hidup yang ia lalui sejak kecil.

"Saya kebetulan yatim, ayah saya meninggal saat saya umur 7 tahun dan kami betul-betul tidak punya rumah sampai saya dewasa. Ibu punya rumah setelah kami bisa membelikan Ibu saya rumah," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya

Surat itu membuatnya tersadar bahwa dirinya tidak pernah benar-benar ditinggalkan.