Jakarta (ANTARA) – Indonesia berpotensi mendapatkan hingga US$8 miliar per tahun dalam devisa dari transaksi digital yang dilakukan oleh jamaah haji dan umrah menggunakan sistem pembayaran QRIS, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Menurut Hartarto, potensi ekonomi ini bisa dimanfaatkan oleh negara jika transaksi dilakukan menggunakan sistem QRIS, yang menghubungkan Bank Indonesia (BI) dan otoritas moneter Arab Saudi.
“Ini transaksi US$8 miliar ini bisa memberikan manfaat bagi Indonesia jika transaksinya dilakukan melalui QRIS,” katanya dalam Diskusi Ekonom Islam Indonesia, menurut pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat ekonomi syariah nasional, khususnya melalui pengembangan industri halal dan integrasi sistem keuangan digital lintas negara, tambahnya.
Saat ini, sektor halal merupakan tiang utama pembangunan ekonomi nasional, dan terus bersifat inklusif, tambahnya.
Dia mencatat bahwa regulasi produk halal Indonesia termasuk yang paling komprehensif di dunia, dengan sertifikasi halal diatur oleh undang-undang.
“Indonesia dipercaya sebagai mitra perdagangan halal oleh negara seperti Brunei Darussalam, Jepang, dan Korea Selatan,” katanya.
Dia menyebutkan bahwa sektor makanan dan minuman halal menyumbang hampir 40 persen dari total aktivitas ekonomi nasional.
Pemerintah juga terus mendorong upaya untuk memperluas peran UMKM dalam ekosistem halal dengan mendukung proses sertifikasi, termasuk melalui skema deklarasi mandiri gratis, tambahnya.
Dia kemudian menyoroti potensi Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
Dengan populasi Muslim yang hampir mencapai 246 juta dan kontribusi ekonomi syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 46,71 persen, potensi ini dianggap sangat menjanjikan.
Selama diskusi pada Jumat, Menteri Hartarto juga mencatat inovasi seperti pendirian bank emas berbasis syariah atau bank bullion sebagai instrumen penyimpanan yang aman di tengah ketidakpastian global.
Menurut menteri, emas terbukti menjadi aset yang stabil dalam setiap krisis, dan merupakan pilihan utama bagi masyarakat untuk menyimpan nilai.