Tragedi Karbala dan Asyura dalam Pandangan Syiah, Bagaimana Sikap Kelompok Sunni

Tragedi Karbala itu meninggalkan luka yang dalam di kalangan pendukung fanatik Ali dan keluarga Nabi SAW. Di kalangan Syiah, hari Asyura (10 Muharram) memiliki kedudukan yang sangat suci dan nilai historis yang tak terlupakan karena cucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali bin Abi Thalib, meninggal terbunuh pada hari itu. Sejarawan Sunni, Prof. Dr. H. Ahmad Khairuddin, M.Ag, menjelaskan bahwa setelah Yazid dibaiat sebagai Amirul Mukminin di Syam, Husain menolak untuk membaiatnya dan meninggalkan Madinah menuju Makkah.

Penduduk Kufah di Irak mendengar sikap Husain terhadap Yazid dan mengirim surat kepadanya, mengungkapkan bahwa mereka tidak membaiat Yazid dan hanya akan taat jika Husain dan keluarga Ali menjadi khalifah. Husain mengirim sepupunya, Muslim bin Aqil, untuk menyelidiki keadaan di Kufah. Muslim bin Aqil membaiat Husain melalui perwakilan di rumah Hani bin Urwah, tetapi ketika Ubaidillah bin Ziyad mengambil alih kekuasaan di Kufah, situasinya berubah.

Ubaidullah mengancam akan membawa pasukan dari Syam untuk menindak pembela Husain di Kufah. Ketika Muslim bin Aqil ditangkap dan dibunuh, ia mengirim pesan terakhir kepada Husain untuk berhati-hati terhadap penduduk Kufah yang tidak setia. Meskipun diberi peringatan oleh sahabat Nabi SAW, Husain tetap melanjutkan perjalanan ke Kufah.

Husain tiba di Karbala dengan 72 orang yang mendampinginya. Pasukan yang dikirim oleh Ubaidullah tiba di sana di bawah pimpinan Umar bin Saad. Husain menyadari bahwa tidak ada peluang untuknya melawan pasukan yang jauh lebih besar. Dia menawarkan tiga pilihan kepada mereka, tetapi akhirnya terjadi pertempuran di Karbala yang berujung pada kematian tragis Husain dan para pengikutnya.

Melalui peristiwa tragis ini, nilai-nilai keberanian, kesetiaan, dan pengorbanan Husain bin Ali terus dihormati dalam tradisi Syiah. Peringatan akan tragedi Karbala dan pengorbanan Husain terus menjadi bagian integral dari identitas Syiah dan menginspirasi umat Islam untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

MEMBACA  Pelita Air Menambah Penerbangan Langsung Baru Jakarta-Kendari-Jakarta