Pemerintah Sumbawa Barat di Nusa Tenggara Barat (NTB) hari Minggu menegaskan kembali komitmen mereka untuk mendukung barapan kebo, yaitu balapan kerbau, guna melestarikan tradisi lokal dan mempromosikan pariwisata.
"Kami tetap berkomitmen untuk mengembangkan barapan kebo sebagai bagian dari warisan budaya lokal kami," ujar Bupati Sumbawa Barat, Amar Nurmansyah, di acara besar yang digelar di Sirkuit Bentiu Batu Aden.
Acara ini menyusul perkembangan positif setelah sirkuit diresmikan pada Oktober 2025.
"Fasilitas ini terus menarik aktivitas masyarakat, termasuk acara barapan kebo tradisional," kata Amar.
Barapan kebo adalah olahraga rakyat tradisional di Sumbawa, yang secara historis terkait dengan kalender agraris dan permulaan musim tanam.
Balapan ini secara tradisional membantu para petani membajak sawah yang kaya akan tanah liat dengan efisien, berakar dari adat istiadat agraris masyarakat "Tanah Samawa".
Balapan tahun ini menawarkan hadiah utama, termasuk tiga sepeda motor, dua skuter, satu sapi, dan beberapa penghargaan tambahan untuk peserta, menurut para panitia.
Amar mengucapkan selamat kepada semua peserta dan menegaskan kembali komitmen pemerintah daerah untuk mempertahankan barapan kebo sebagai aset budaya.
"Mari kita jaga bersama tradisi lokal ini untuk pembangunan Sumbawa Barat," ujarnya, mendorong para hadirin untuk berpartisipasi dalam perayaan hari jadi kabupaten yang ke-22.
Dia menambahkan bahwa acara ini juga bertujuan untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dengan menarik pengunjung dan mendorong keterlibatan masyarakat.
Tradisi serupa ada di tempat lain di Indonesia, termasuk adu kerbau di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, karapan sapi di Madura, Jawa Timur, dan pacu jawi di Sumatra Barat. Acara-acara ini terus menarik wisatawan domestik dan mancanegara, meningkatkan daya tarik budaya dan potensi pariwisata masyarakat lokal.
Para pejabat menyatakan bahwa melestarikan barapan kebo sejalan dengan upaya yang lebih luas untuk mempertahankan warisan budaya Indonesia yang beragam, sekaligus mendukung pembangunan daerah dan peluang ekonomi berkelanjutan.
Dinas Pariwisata NTB sebelumnya telah menetapkan target menarik 2,5 juta pengunjung domestik dan mancanegara ke Lombok dan Sumbawa pada tahun 2025. Pariwisata adalah pilar pembangunan utama untuk provinsi ini, dengan destinasi termasuk Mandalika, Senggigi, Kepulauan Gili, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora, bersama dengan atraksi budaya seperti barapan kebo.