Parade Ogoh-ogoh, yang menampilkan ribuan umat Hindu di Lumajang, Jawa Timur, dianggap sebagai demonstrasi toleransi harmonis, bertepatan dengan peristiwa menuju Nyepi dan Idul Fitri pada Jumat malam (28 Maret). Acara tersebut tidak hanya menarik perhatian umat Hindu tetapi juga umat Muslim yang ikut serta dalam perayaan untuk Nyepi dan Idul Fitri yang akan datang, meningkatkan semangat perayaan Parade Ogoh-ogoh.
Masing-masing patung Ogoh-ogoh yang dibuat juga merupakan hasil dari kerja sama antara anggota masyarakat dari berbagai latar belakang agama.
Parade Ogoh-ogoh diadakan untuk mengusir roh jahat,” kata Budiono, Kepala Pembinaan Masyarakat Hindu di Kantor Kementerian Agama Jawa Timur, di sini pada Sabtu.
Ia mencatat bahwa 17 patung Ogoh-ogoh menjadi bagian dari prosesi, melambangkan Si Butha Kala, makhluk yang mengganggu kehidupan manusia. Parade bertujuan membersihkan semua energi negatif dari individu.
“Ritual ini dimaksudkan untuk membersihkan lingkungan dari bencana, memastikan bahwa perayaan Nyepi berjalan dengan aman dan damai. Setelah prosesi, Ogoh-ogoh ini dibakar untuk melambangkan pemusnahan roh jahat dan penyucian,” katanya.
Sementara itu, Wira Dharma, Ketua Pura Mandhara Giri Semeru Agung, menjelaskan bahwa pembakaran Ogoh-ogoh bukan hanya sebuah tindakan tetapi juga memiliki makna dan aspirasi yang penting agar dunia kembali bersih dan bebas dari gangguan yang disebabkan oleh makhluk dan roh jahat.
Parade Ogoh-ogoh yang diadakan di Jalan Senduro Raya adalah upacara tahunan pada malam sebelum Nyepi dan selalu menarik ribuan penduduk di Desa Senduro, Kabupaten Lumajang.
Daya tarik Ogoh-ogoh dan prosesi selama upacara Tawur Agung Kesanga disertai dengan musik tradisional, dengan peserta menampilkan pertunjukan mereka, membuat parade tersebut sangat memikat dan meningkatkan sifat meriahnya.
Berita terkait: Tari kecak Garuda Wisnu Kencana menghibur wisatawan selama liburan
Berita terkait: Kementerian berharap UHN Bali menjadi model pendidikan
Translator: Zumrotun, Kenzu
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025