loading…
Presiden RI ke-6 Jenderal TNI (HOR) (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjabat Mayor TNI AD. Foto/Istimewa
Jangan anggap remeh sosok seorang Jenderal TNI (HOR) (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain kemampuan kepemimpinannya yang mumpuni, dia memiliki prestasi tempur luar biasa bersama satuan elite Batalyon Infanteri (Yonif) Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti. SBY adalah Presiden ke-6 RI dengan latar belakang militer. Karier militernya dimulai sejak 1973, ketika ia lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) dengan penghargaan Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik, serta Tri Sakti Wiratama. Setahun setelah kelulusannya, diangkat sebagai komandan dan pernah bertugas dalam Operasi Seroja di Timor-Timur pada tahun 1979, saat itu ia berpangkat Mayor. Menurut catatan dalam buku otobiografi “SBY Sang Demokrat,” pada tahun 1986 Mayor Inf Susilo Bambang Yudhoyono ikut bertempur dalam Operasi Seroja di Timor-Timur. SBY menjabat sebagai Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri 744/Satria Yudha Bhakti, yang kini dikenal sebagai Batalyon Infanteri (Yonif) Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti (SYB). Pada pertengahan 1986, SBY memimpin pasukannya dalam pertempuran di wilayah Same dan Ailio. Dalam operasi ini, SBY membawa setengah kekuatan Yonif 744/SYB dan membagi pasukan menjadi dua kompi dan satu komando taktis. Ia menginstruksikan taktik insurgensi, penyergapan, dan pengadangan untuk menghadapi musuh. “Kita bergerak dengan taktis lewat insurgensi, paduan gerakan pembersihan daerah, operasi penyergapan, dan operasi pengadangan,” ucap SBY saat memberi perintah kepada anak buahnya. Pada pekan ketiga operasi, pasukan komando taktis Yonif 744/SYB terlibat baku tembak dengan anggota Angkatan Bersenjata Pembebasan Nasional Timor-Leste (FALINTIL) di Bukit Turiskai. Pasukan FALINTIL pun tercerai-berai dalam hitungan menit. Pasukan SBY kemudian melakukan penyisiran dan menemukan seorang anggota FALINTIL dalam kondisi luka parah dengan perut robek dan usus terburai. Melihat kondisi tersebut, para prajurit Yonif 744/SYB yang sudah geram ingin mengeksekusi tawanan itu. Namun, Sersan Adolfo Tilman yang memimpin pasukan komando taktis lebih dulu meminta perintah dari SBY. Melalui sambungan telepon, Adolfo melaporkan kondisi tawanan dan meminta izin untuk menghabisi nyawanya.