Jakarta (ANTARA) – Indonesia mengirim tim yang terdiri dari 12 pemanah untuk bertanding di Piala Dunia Panahan di Gwangju, Korea Selatan, dari 5 hingga 12 September. Acara ini juga jadi persiapan untuk SEA Games 2025 di Thailand.
Tim yang dipimpin Riau Ega Agata Salsabila dan didampingi lima pelatih serta ofisial, akan berlomba di divisi recurve dan compound untuk putra dan putri.
“Kami baru sampai di Korea Selatan, masih di bus menuju Gwangju,” kata Abdul Razak, Wakil Ketua II Pengembangan dan Prestasi PB Perpani, lewat pesan teks dari Jakarta, Rabu.
Menurut Ketua PB Perpani Arsjad Rasjid, acara ini bukan cuma sekadar kompetisi biasa.
“Ini adalah seri terakhir kejuaraan dunia tahun 2025, dan memberikan momentum buat tim kami mempersiapkan diri untuk SEA Games 2025 di Thailand, di mana panahan Indonesia ditargetkan jadi juara umum,” ujarnya dalam video yang diunggah di akun media sosial resmi federasi, Rabu.
Dia menambahkan, kejuaraan ini juga merupakan langkah penting pertama dalam upaya jangka panjang mereka untuk bertanding di Olimpiade 2028 di Los Angeles.
Tim panahan Indonesia tidak bisa ikut serta dalam SEA Games 2023 di Kamboja karena panahan tidak termasuk dalam daftar cabang olahraga untuk acara itu.
Namun, tim tampil sangat baik di SEA Games 2021 di Vietnam, di mana mereka menjadi juara umum panahan. Mereka memenangkan lima medali emas dan satu perak, peningkatan signifikan dari dua emas mereka di SEA Games 2019 di Filipina.
Di Olimpiade Paris 2024, tim panahan Indonesia berlaga di divisi recurve dengan empat atlet—satu putra dan tiga putri.
Meski tidak meraih medali, penampilan terbaik ditunjukkan Diananda Choirunisa yang mencapai perempat final di nomor perorangan putri.
Tim campuran dan peserta perorangan lain tersingkir di babak awal.
Berikut 12 pemanah Indonesia yang akan bertanding di Piala Dunia Panahan 2025:
Riau Ega Agata Salsabilla, Ahmad Khoirul Baasith, Arif Dwi Pangestu, Diananda Choirunisa, Rezza Octavia, Ayu Mareta Dyasari, Sostar Andaru Rinaldi, Prima Wisnu Wardhana, M. Ryan Hidayat, Nurisa Dian Ashrifah, Ratih Zilizaty Fadhly, dan Yurike Nina Bonita Pereira.