Jakarta (ANTARA) – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa kementeriannya tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikan Profesor Budi Santoso dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair).
Beliau menekankan bahwa hanya rektor universitas yang memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan tersebut.
\”Kami juga tidak tahu pertimbangan apa yang diambil yang menyebabkan pemecatan itu. Saya juga tidak memiliki komunikasi langsung dengan rektor,\” ujar Sadikin setelah bertemu dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada hari Senin.
Beliau mengatakan bahwa ia tidak terlalu memperhatikan komentar yang disampaikan oleh Santoso, yang menentang keputusan kementeriannya untuk membawa dokter asing.
Sadikin menjelaskan bahwa inisiatif untuk membawa dokter asing telah disepakati oleh anggota legislatif dan pemerintah dan ditetapkan secara resmi melalui undang-undang, sehingga tidak perlu ada diskusi lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Selama pertemuan dengan anggota DPR, ia menegaskan bahwa dokter asing dibawa ke Indonesia sebagai langkah untuk menyelamatkan ribuan nyawa dan mendorong transfer pengetahuan, seperti dalam bidang operasi jantung.
\”Ini adalah masalah menyelamatkan nyawa 300.000 orang Indonesia yang menderita stroke, 250.000 yang memiliki penyakit jantung, dan 6.000 bayi yang mungkin meninggal setiap tahun,\” jelas Sadikin.
Belakangan ini, laporan media menyebutkan bahwa pemecatan Santoso terkait dengan sikapnya menentang program dokter asing.
Santoso mengatakan bahwa 92 fakultas kedokteran di Indonesia mampu mendidik dan menghasilkan dokter yang sama berkualitasnya dengan rekan-rekan asing mereka.
Rektor Unair, Profesor Mohammad Nasih, menolak memberikan komentar mengenai masalah tersebut.
Berita terkait: Dokter Saudi di Medan tidak akan mengambil alih pekerjaan lokal: Kementerian Kesehatan
Berita terkait: Dokter asing akan menyelamatkan 12 ribu bayi dengan penyakit jantung: pemerintah
Reporter: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024